Bisnis.com, SURABAYA - Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar berharap daya beli masyarakat pada momen Ramadan dan Lebaran mendatang bisa lebih meningkat agar harga telur ayam dapat terangkat.
Ketua PPRN Blitar, Rofi Yasifun mengatakan harga telur ayam di tingkat peternak hingga saat ini masih rendah di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) yakni Rp20.200 - Rp20.500/kg.
“Sedangkan HPP kita seharusnya Rp22.750 - Rp23.400/kg karena harga pakan ternaknya pun juga mahal dan naik luar biasa, untuk harga pakan Rp7.000/kg dan untuk jagung harganya Rp5.500/kg,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (21/3/2022).
Dia mengatakan soal pasokan, telur ayam ras dari peternak Blitar diyakini masih sangat mencukupi kebutuhan momen Ramadan dan Lebaran. Pada tahun lalu, tren permintaan telur ayam menjelang bulan puasa juga meningkat untuk kebutuhan selamatan.
“Tapi Ramadan, Lebaran tahun lalu peningkatan permintaannya tidak terlalu tinggi. Bahkan untuk menjelang bulan puasa tahun ini juga belum naik banyak permintaannya,” katanya.
Data di Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim per 21 Maret 2022, harga rata-rata telur ayam ras di tingkat pasar di Jatim tercatat Rp23.041/kg. Harga tertinggi terjadi di Situbondo Rp24.333/kg dan terendah di Malang dan Lumajang Rp21.900/kg.
Baca Juga
Dibandingkan periode yang sama Februari 2022, harga rata-rata telur ayam malah Rp20.017/kg. Tertinggi terjadi di Sumenep Rp22.000/kg dan terendah di Kota Batu Rp18.375/kg.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan pada Februari lalu, komoditas telur ayam menjadi penyumbang deflasi karena mengalami perubahan harga yang turun sebesar -16,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Perubahan harga telur yang turun dan menyumbang deflasi ini juga sejalan dengan perkembangan nilai tukar petani (NTP) di sektor peternakan yang juga turun -1,10 persen dari NTP Januari 2022 sebesar 100,77 menjadi 99,67,” ujarnya.