Bisnis.com, SURABAYA - Kinerja ekspor non migas Jawa Timur pada Februari 2022 tercatat mencapai US$1,77 miliar atau mengalami kenaikan 17,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni US$1,51 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan secara year on year tren ekspor non migas Jatim memang meningkat seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian global setelah pandemi Covid-19.
“Namun jika dilihat kinerjanya dari bulan ke bulan, yakni Februari 2022 yang mencapai US$1,77 miliar itu turun sedikit -0,65 persen dibandingkan Januari 2022 yakni US$1,78 miliar,” ujarnya dalam paparan virtual BRS Ekspor - Impor, Selasa (15/3/2022).
Dia mengatakan melihat tren kinerja ekspor Jatim dalam 3 tahun ke belakang, ekspor Jatim sempat mengalami penurunan yang tajam sejak April - Mei 2020. Namun pada akhir 2020, 2021 dan awal tahun ini sudah menunjukkan progres positif baik migas maupun non migas.
“Ekspor Jatim sendiri sangat dipengaruhi oleh ekspor non migas karena memiliki peran dan kotnribusi mencapai 95,41 persen sendiri di Februari 2022,” katanya.
Adapun dari total ekspor non migas pada Februari 2022, ekspor barang dari sektor pertanian tercatat mencapai US$137 juta naik 17,25% (yoy), industri pengolahan US$1,62 miliar naik 16,97 persen (yoy), dan sektor pertambangan dan lainnya US$10,65 juta naik 250 persen (yoy).
Baca Juga
“Namun kalau melihat kinerja secara month to month, pertanian dan industri pengolahan mengalami penurunan masing-masing -6,25 persen dan -0,27 persen,” imbuhnya.
Dadang menjelaskan dari total ekspor non migas pada periode tersebut, terdapat 10 golongan barang yang diekspor yakni kayu, barang dari kayu, tembaga, lemak/minyak hewan nabati, perhiasan permata, berbagai produk kimia, ikan dan udang.
Pada periode tersebut, juga terdapat komoditas yang mengalami peningkatan permintaan di antaranya adalah gula dan kembang gula, ampas sisa industri makanan, bubur kayu pulp, biji-bijian berminyak, susu mentega dan telur.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan permintaan di antaranya mesin peralatan listrik, tembakau, bahan kimia organik, plastik dan barang dari plastik, serta buah-buahan.
Sementara negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan permintaan barang dari Jatim di antaranya China, Singapura, Belanda, Thailand, dan Malaysia. Sedangkan yang turun permintaannya adalah India, Amerika Serikat, Australia, Uni Emirat Arab, dan Jepang.
Sepanjang Januari - Februari 2022, negara tujuan ekspor Jatim yang berkontribusi yakni AS 20,08 persen, Jepang 15,27 persen, China 10,76 persen, Malaysia 8,33 persen, India 3,72 persen, Korea Selatan 3,61 persen, Vietnam 3,59 persen, Thailand 3,35 persen, Belanda 2,73 persen, dan Australia 2,43 persen.
“Menurut kawasan, negara-negara di Asean berkontribusi mencapai 18,83 persen, dan untuk Uni Eropa mencapai 8,26 persen,” imbuh Dadang.