Bisnis.com, MALANG — Tingkat okupansi hotel di Kota Malang pada Januari 2022 naik 16,1 persen secara tahunan, namun dibandingkan Desember 2021 turun 12,16 persen.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan hasil survei BPS menyebutkan, pada Januari tingkat hunian hotel di Kota Malang rerata 43 persen-44 persen, sedangkan rata-rata lama menginap tamu (RLMT) hotel bintang di Kota Malang 1,31 hari dengan rinci, tamu mancanegara 1,04 hari, sedangkan tamu nusantara 1,32 hari.
Di Jatim, RLMT mencapai 1,45 hari dengan rinci, 1,93 hari untuk tamu mancanegara, dan 1,45 hari untuk tamu nusantara, sedangkan rerata nasional, 1,60 hari, dengan rinci 3,58 untuk tamu mancanegara, dan 1,57 untuk tamu nusantara.
“RLMT di Kota Malang sebesar itu, 0,14 poin lebih rendah dibandingkan RLMT Jawa Timur dan 0,29 poin lebih rendah dibandingkan RLMT Indonesia,” katanya, Rabu (2/3/2022).
Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Joko Budi Santoso, menilai tingkat hunian hotel sebesar itu menunjukkan indikasi ekonomi Malang bertumbuh. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang yang mencapai 4,21 persen pada 2021 ditandai dengan geliat pariwisata di Kota Malang dan Malang Raya.
Menurut dia, peningkatan aktivitas pariwisata ditandai dengan peningkatan okupansi hotel. Meskipun tingkat okupansi hotel pada Januari 2022 hanya pada kisaran 43 persen-44 persen, namun ini relatif baik mengingat selama Januari tidak ada long weekend dan aktivitas pemerintahan yang memanfaatkan hotel juga masih minim.
Baca Juga
Di sisi lain, kata Joko, yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu, preferensi masyarakat yang sedikit bergeser pada pilihan hotel dengan konsep resort atau villa karena dianggap lebih rendah risiko tertular Covid-19. Hal ini turut mempengaruhi tingkat okupansi hotel berbintang dengan konsep AC sentral.
“Tingkat okupansi hotel akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas pariwisata, bisnis dan pemerintahan, namun dengan syarat penyebaran varian Omicron lebih terkendali dan pertumbuhan kasus terus menurun sehingga mobilitas masyarakat mendekati normal kembali,” ucapnya.(K24)