Bisnis.com, SURABAYA — Produksi beras di Jawa Timur pada Januari - April 2022 ini diperkirakan bakal meningkat 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan menjelaskan produksi padi pada periode Januari - April 2020 tercatat mencapai 4,20 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), kemudian pada Januari - April 2021 meningkat menjadi 4,66 juta ton, dan tahun ini di periode yang sama diperkirakan akan mencapai 4,75 juta ton atau naik 0,90 juta ton atau 2 persen dari periode sama 2021.
“Angka produksi tersebut merupakan angka sementara prediksi, dengan perhitungan produksi beras yang dilakukan dengan menghitung luas lahan panen dikalikan produktivitas ton per hektare,” jelasnya, Rabu (2/3/2022).
Dari jumlah produksi GKG tersebut, setelah dikoversikan menjadi beras maka produksi beras pada periode Januari - April 2022 akan mencapai 2,74 juta ton atau naik 0,05 juta ton atau 2 persen dibandingkan Januari - April 2021 yang mencapai 2,69 juta ton beras.
“Begitu juga dibandingkan dengan periode Januari - April 2020, produksi beras Jatim mencapai 2,43 juta ton,” imbuhnya.
Adapun produksi beras di Jatim secara tahun ke tahun, tercatat pada 2020 produksi padi mencapai 9,94 juta ton GKG yang mampu menghasilkan beras sebanyak 5,74 juta ton.
Baca Juga
Sedangkan produksi padi pada 2021 tercatat 9,79 juta ton atau turun -1,56 persen dibandingkan 2020. Dari jumlah produksi padi itu, Jatim menghasilkan produksi beras sebanyak 5,65 juta ton atau turun -1,56 persen dibandingkan 2020.
Terdapat 10 kabupaten produksi padi terbesar tahun lalu, di antaranya Lamongan 792.000 ton, Ngawi 786.000 ton, Bojonegoro 674.000 ton, Jember 615.000 ton, Banyuwangi 513.000 ton, Tuban 489.000 ton, Madiun 461.000 ton, Nganjuk 429.000 ton, Ponorogo 404.000 ton dan Gresik 379.000 ton.
“Penurunan terbesar produksi padi di sepajang 2021 terjadi pada April, Mei dan Agustus. Sedangkan kenaikan produksinya terjadi pada Maret dan Juni,” imbuh Dadang.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyebut sektor pertanian menjadi salah satu tumpuan utama dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, di saat sektor lain mengalami kontraksi.
“Pada 2020 dan 2021 Jatim untuk pertama kali dalam kurun waktu 10 tahun terahir, produksi gabah tertinggi secara nasional. Produksi gabah ini mampu kembali dipertahankan pada 2021," katanya.