Bisnis.com, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur mencatatkan kinerja perdagangan antar daerah pada 2021 mencapai Rp236,11 triliun atau melonjak 159,01 persen dibandingkan 2020 yang mencapai Rp91,16 triliun.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan capaian neraca perdagangan antardaerah tersebut mengalami surplus Rp151,94 triliun yakni berasal dari selisih antara neraca perdagangan luar negeri sebesar Rp84,17 triliun, dengan neraca perdagangan antardaerah sebesar Rp236,11 triliun.
“Secara total kinerja sektor perdagangan kita di tahun lalu tumbuh 7,83 persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya sebesar 4,65 persen. Pertumbuhan perdagangan kita sekaligus menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa,” katanya, Kamis (17/2/2022).
Pertumbuhan sektor perdagangan ini juga sejalan dengan kinerja perekonomian Jatim yang berhasil tumbuh 3,57 persen pada 2021 setelah sebelumya pada 2020 terkontraksi -2,39 persen akibat dampak dari pandemi Covid-19.
Dia mengatakan capaian kinerja perdagangan antar daerah tahun lalu juga merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Tercatat pada 2012 hanya mampu mencapai Rp 62,85 triliun atau capaian terendah, sedangkan pada 2020 tercatat mencapai Rp91,16 triliun.
Menurutnya, pergerakan sektor perdagangan di Jatim ini telah menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Capaian ini juga tidak lepas dari peran strategis Jatim sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI) maupun sebagai salah satu hub perdagangan internasional.
Baca Juga
“Letak Jatim sangat strategis karena berada di tengah-tengah arus distribusi barang dan jasa, serta merupakan penghubung perdagangan bagi Indonesia Timur. Jadi inilah salah satu keberuntungan yang dimiliki Jatim,” ujarnya.
Adapun sejumlah komoditas asal Jatim yang selama ini memasok kebutuhan daerah lain dalam perdagangan antardaerah di antaranya adalah pupuk, semen, beras, rokok, kertas, pakan ternak, sapi dan buah-buahan. Sebaliknya, komoditas dari luar daerah yang memasok kebutuhan Jatim yakni sepeda motor, minyak sawit, mobil, batubara, cengkih, kain dan pakaian jadi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia - Jawa Timur, Budi Hanoto, mengatakan capaian kinerja perdagangan antar daerah di Jatim ini sejalan dengan program misi dagang dan inovasi kegiatan Pasar Murah Online (PAMOR) oleh Pemprov Jatim sehingga mendukung tingginya peningkatan pertumbuhan perdagangan antar daerah.
“Begitu juga tahun ini, pulihnya permintaan domestik maupun permintaan eksternal diperkirakan akan mendorong akselerasi pertumbuhan kinerja lapangan usaha perdagangan, serta penyediaan akomodasi, dan makan minum, yang nanti akan berdampak positif bagi kinerja industri pengolahan,” ujarnya.
Diketahui, Jatim sendiri telah memiliki 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) yang berfungsi memberikan informasi potensi dan peluang perdagangan antara Jatim dengan provinsi mitra, serta sebagai penghubung bagi pengusaha Jatim dengan mitra pengusaha di luar Jatim.