Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan sejumlah upaya untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produksi padi yang selama ini telah menyumbang produksi terbesar secara nasional.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan pemerintah akan berupaya mengoptimalkan seluruh lahan pertanian di Jatim dan menjaga petani tetap berproduksi dengan cara diberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian seperti benih dan saprodi.
“Selain itu akan terus dilakukan pemantauan untuk antisipasi dampak perubahan iklim dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), serta memanfaatkan teknologi benih dan teknologi mekanisasi,” ujarnya dalam rilis, Rabu (26/1/2022).
Dia mengatakan bahwa Jatim pada 2021 telah berhasil mempertahankan posisi sebagai produsen padi terbesar di Indonesia dengan jumlah produksi sebanyak 9,91 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), dan total luas panen 1,75 juta hektar.
Provinsi Jatim ada 10 daerah penyumbang produksi padi andalan yakni Ngawi dengan total produksi 818.620 ton GKG, disusul Lamongan dengan produksi sebesar 804.820 ton GKG, Bojonegoro 690.080 ton GKG, Jember 620.340 ton GKG, dan Banyuwangi 521.430 ton GKG.
Selain itu, wilayah Tuban juga memproduksi sebesar 488.660ton GKG, Madiun dengan produksi sebesar 464.930 ton GKG, Nganjuk dengan produksi sebesar 437.620 ton GKG, Ponorogo dengan produksi sebesar 416.100 ton GKG, dan Gresik dengan produksi sebesar 375.060 ton GKG.
Adapun secara nasional, produksi padi terbesar setelah Jatim yakni Jawa Tengah dengan produksi sebesar 9,8 juta ton GKG, Jawa Barat 9,4 juta ton GKG, Sulawesi Selatan dengan produksi sebesar 5,2 juta ton GKG, Sumatera Selatan 2,5 juta ton GKG, Lampung 2,5 juta ton GKG, Sumatera Utara 2,1 juta ton GKG, Aceh 1,7 juta ton GKG, Banten dengan produksi sebesar 1,6 juta ton GKG, dan NTB dengan produksi sebesar 1,4 juta ton GKG.