Bisnis.com, SURABAYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur akan lebih memacu kinerja penyaluran kredit bagi UMKM dan korporasi sebagai salah satu upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi Jatim yang dipatok 5 - 5,8 persen tahun ini.
Kepala OJK Regional 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi, mengatakan pertumbuhan kredit di Jatim pada tahun lalu hingga November hanya mampu mencapai 2,74 persen atau lebih rendah dari nasional. Hal ini disebabkan oleh kondisi pandemi dan PPKM yang menghambat aktivitas ekonomi khususnya pada industri pengolahan.
“Sedangkan nasional tumbuhnya 4,73 persen, ini karena beberapa sektor yang memiliki komoditas tertentu seperti batu bara atau sawit mengalami pertumbuhan, tetapi di Jatim kan core nya bukan itu, di Jatim lebih banyak industri pengolahan dan industri rumah tangga,” jelasnya dalam OJK Coffee Morning, Selasa (11/1/2022).
Adapun data OJK menyebutkan kredit per sektoral hingga November 2021 secara nasional tercatat bahwa industri rumah tangga berkontribusi paling besar terhadap total penyaluran kredit nasional yakni mencapai 28,6 persen dengan tren pertumbuhan 3,59 persen (Yoy), disusul sektor perdagangan besar dan eceran berkontribusi 27 persen dengan alokasi bagi UMKM 64,4 persen. Kredit di sektor ini juga tumbuh 4,9 persen (yoy).
“Nah untuk industri pengolahan berkontribusi 20,1 persen, dengan alokasi untuk UMKM nya 20,1 persen. Namun, di sektor ini justru turun -2,86 persen (yoy), bahkan pada 2020 turun -14,28 persen karena dampak pandemi,” jelasnya.
Sementara kredit di sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan berkontribusi sebesar 6,3 persen dengan alokasi untuk UMKM nya sebesar 70,8 persen. Kredit sektor ini mengalami pertumbuhan 18,45 persen.
Baca Juga
“Terakhir ada kontribusi kredit sektor konstruksi yakni 4,3 persen, dengan alokasi untuk UMKM 30,6 persen. Konstruksi ini juga tumbuh 4,19 persen (Yoy) atau lebih bagus dibandingkan 2020 yang sempat terkontraksi -4,55 persen,” jelasnya.
Bambang menambahkan, upaya lain dalam mendorong akses keuangan bagi korporasi yakni melalui kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan memacu emiten industri pengolahan untuk go publik sebagai salah satu instrumen pembiayaan lain.
“Di sisi lain ada kerja sama dengan Bank Indonesia yang juga punya program Rumah Kurasi yang menyasar UMKM, kemudian akses pembiayaannya kita fasilitasi,” imbuhnya.
Berdasarkan data OJK Jatim, kinerja penyaluran kredit dari 4 bank umum yang berkantor pusat di Jatim hingga November 2021 terealisasi mencapai Rp55,7 triliun. Jumlah tersebut terealisasi sebesar 92,5 persen dari target semula.
“Sedangkan proyeksi dan optimisme kinerja kredit perbankan di Jatim tahun ini (sampai 30 Desember 2022) adalah Rp62,1 triliun atau tumbuh 11,6 persen dibandingkan 2021,” katanya.
Sejalan dengan itu, lanjut Bambang, kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) pun diproyeksikan tahun ini bisa mencapai Rp112,1 triliun atau naik 7,4 persen dibandingkan 2021, dan untuk kinerja aset diproyeksikan mencapai Rp136,6 triliun atau tumbuh 10,6 persen.