Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian Jatim 2022, Ini Harapan Forum Pengusaha Jawa Timur

Ekonomi tumbuh baik didorong adanya kemudahan izin, dan perpanjangan insentif PPnBM untuk kendaraan bermotor, serta insentif PPN untuk properti
Pekerja memotret produk sepatu./Antara-Adeng Bustomi
Pekerja memotret produk sepatu./Antara-Adeng Bustomi

Bisnis.com, SURABAYA — Kalangan pengusaha Jawa Timur yang tergabung dalam Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jatim berharap tahun ini perekonomian semakin membaik meskipun sejumlah bidang usaha masih kesulitan untuk memulai kembali bisnisnya.

Sekjen Forkas Jatim, Winyoto Gunawan, mengatakan beberapa bidang usaha memang mulai menunjukkan pertumbuhan tetapi belum merata. Bahkan masih banyak pengusaha yang terpaksa menutup usahanya karena terdampak pandemi kini masih kesulitan untuk memulai kembali.

“Masih banyak pengusaha yang kemarin terdampak pandemi dan harus menutup usahanya, lalu sekarang mau memulai lagi masih kesulitan dan memilih menunggu perkembangan kondisi,” katanya, Senin (10/1/2022).

Namun begitu, lanjutnya, Winyoto tetap berharap perekonomian tumbuh dengan baik yang salah satunya didorong oleh adanya kemudahan izin. Hanya saja, hingga hari ini sejumlah perizinan dinilai masih sering terkendala seperti terjadi eror pada sistem online.

“Faktor lain yang diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi kita adalah perpanjangan insentif PPnBM untuk kendaraan bermotor, serta insentif PPN untuk sektor properti. Kedua insentif ini saya yakin akan menggairahkan sektor properti dan otomotif,” katanya.

Selain itu, terdapat penurunan suku bunga yang menjadi lebih rendah sehingga pengusaha yang akan memulai usahanya kembali bisa memanfaatkannya. Di sektor ekspor, lanjutnya, pengusaha perlu mengoptimalkan peluang pasar luar negeri yang masih sangat terbuka karena adanya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta lockdown beberapa negara.

“Perang dagang AS dan China masih terjadi, dan sejumlah negara seperti Vietnam juga tengah melakukan lockdown sehingga produk Indonesia bisa mengisi kekosongan produk dari China dan Vietnam di pasar AS. Walaupun memang untuk ekspor masih ada kendala ketersediaan kontainer, dan naiknya harga bahan baku impor,” jelasnya.

Sementara di pasar domestik sendiri saat ini sudah cukup bergerak positif sejalan dengan bergeliatnya kembali aktivitas masyarakat di beberapa sektor saja.

Winyoto yang juga merupakan Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim itu mencontohkan, untuk industri sepatu sendiri saat ini memiliki daya serap pasar domestik yang belum membaik. Kapasitas produksi sepatu di Jatim hingga kini juga masih sekitar 60 - 80 persen.

“Permintaan produk sepatu di pasar domestik juga belum tinggi. Ini karena sekolah tatap muka juga baru dimulai, karyawan juga mulai masuk kantor ful, tapi untuk universitas sepertinya belum buka. Saya yakin kalau tahun ini universitas buka, permintaan akan lebih tinggi lagi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper