Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Kantor Wilayah Surabaya bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur berupaya untuk meningkatkan transaksi nontunai atau cashless melalui mesin EDC Android BRI maupun QRIS.
Executive VP BRI Kanwil Surabaya, Triswahju Herlina, mengatakan kerja sama dengan para pengusaha food and beverage (FnB) di Jatim ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi masyarakat.
“Kenapa kami pilih sektor kuliner karena kuliner adalah bisnis yang terus menerus ada, sehingga kami bekerja sama untuk mendorong sistem pembayaran nontunai dengan mengemas program-program dengan sangat apik misalnya ada gimmick paket wisata ke negara di Asia,” jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (7/12/2021).
Dia mengatakan saat ini BRI mulai menerapkan sistem pembayaran dengan EDC Android yang memudahkan pengusaha dalam melakukan transaksi pembayaran yang lebih tepat angkanya sehingga meminimalisir kesalahan kasir dalam menginput nominal transaksi.
“Dengan EDC Android ini akan meningkatkan layanan kami kepada para merchant dan kepada konsumen tentunya karena lebih mudah, dan jumlah nominal sesuai dengan yang harus dibayar,” jelasnya.
Hingga Agustus 2021 secara nasional, merchant pengguna EDC Androind BRI mencapai 10.000 unit. BRI menargetkan bisa menerapkan sebanyak 80.000 unit mesin EDC Android di seluruh Indonesia. Khusus di wilayah Jatim ditargetkan pada 2022 pengguna EDC Android mencapai 3.000 unit.
Baca Juga
“Kalau sampai saat ini di Jatim baru ada 1.500 unit EDC Android yang digunakan merchant di Jatim. Kalau EDC yang biasa dan belum android di Jatim mencapai 7.500 unit,” jelasnya.
Triswahju menambahkan merchant pengguna EDC BRI sendiri saat ini sebanyak 40 persen merupakan usaha yang bergerak di bidang kuliner, disusul fesyen, dan elektronik dan gadget.
“Namun kalau secara nominal, transaksi EDC yang paling berkontribusi besar adalah merchant elektronik dan gadget karena secara nilai barangnya yang dijual juga lebih mahal,” imbuhnya.
Ketua Apkrindo Jatim, Tjahjono Haryono mengatakan industri kuliner saat ini mulai mengalami pemulihan setelah sempat terjun bebas dengan tren omset hanya mampu mencapai 30 persen akibat penerapatan PPKM Level 3 - 4.
“Tetapi sekarang sudah bisa terangkat menjadi 70 persen, harapan kita di akhir tahun ada momen Natal dan Tahun Baru, kemudian rencana PPKM Level 3 akhirnya dibatalkan, kami berharap omset bisa naik menjadi 80 - 90 persen, karena untuk balik ke 100 persen itu butuh butuh waktu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Tjahjono, melalui kerja sama dengan BRI tersebut diharapkan dapat mendorong kinerja industri kuliner sebab di sektor ini juga banyak menyerap tenaga kerja yang juga menjadi faktor penentu perputaran ekonomi masyarakat.