Bisnis.com, SURABAYA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang memastikan ada sekitar lebih dari 200 hektare lahan pertanian yang ada di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro Lumajang mengalami gagal panen karena terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru.
Ketua Kadin Lumajang, Agus Setiawan mengatakan sejumlah komoditas unggulan di Lumajang terutama yang ada di sekitar lereng gunung dan aliran sungai di antaranya adalah padi, palawija, dan sengon.
“Karena kena banjir lahar dingin dan abu vulkanik, tanaman itu mati semua,” katanya dikutip dalam rilis, Selasa (7/12/2021).
Sementara untuk kondisi lahan tanaman kopi yang terdampak saat ini masih belum bisa dipastikan sebab petani belum bisa naik untuk melihat apakah tanaman kopi masih bisa diselamatkan.
"Kalau kopi ada di lereng, tetapi karena belum bisa naik ke atas, teman-teman petani di desa Oro-Oro Ombo belum bisa memberikan kabar ke kita apa tanam masih utuh atau tidak," imbuhnya.
Selain lahan pertanian dan kopi, katanya, juga banyak hewan ternak yang mati dan tidak bisa diselamatkan. Diketahui, hampir semua warga mempunyai hewan ternak seperti sapi dan kambing.
Baca Juga
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan saat ini pemerintah masih terus mengidentifikasi nilai kerugian yang dialami sektor pertanian akibat APG Gunung Semeru.
“Saat ini kami masih mendata dampak erupsi terhadap pertanian, tetapi yang pasti di Lumajang memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan potensinya besar,” ujarnya kepada Bisnis.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim mencatat, luas tanam 2020 di Lumajang untuk tanaman padi mencapai 2.235.546,5 ha, luas tanam jagung 1.222.738,1 ha, dan kedelai 35.768,6 ha. Sedangkan luas panen kacang tanah 763,10 ha, luas panen ubi kayu 775,10 ha, ubi jalar 736,50 ha, dan kacang hijau dengan luas panen 68,4 ha.