Potensi Elektrifikasi Sektor Perikanan Tambak di Gresik 15.601 Ha

Melalui elektrifikasi ini diharapkan para petambak di Gresik dapat mengelola tambaknya dengan baik dan bisa meningkatkan produktivitas usaha.
Tambak Udang. /KKP
Tambak Udang. /KKP

Bisnis.com, SURABAYA - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur menyebut program elektrifikasi di sektor perikanan tambak di wilayah Gresik memiliki potensi luas hingga 15.601 hektar.

General Manager PLN UID Jawa Timur, Adi Priyanto mengatakan saat ini PLN tengah gencar menjalankan program electrifying marine dan agriculture, salah satunya menyasar sektor perikanan tambak di Kabupaten Gresik.

“Melalui program ini diharapkan para petambak di Gresik dapat mengelola tambaknya dengan baik dan bisa meningkatkan produktivitas usaha,” katanya, Kamis (2/12/2021).

Manager PLN UP3 Gresik, Paultje Mangundap mengatakan saat ini, petambak di Gresik masih mengelola tambaknya dengan cara konvesional yakni masih menggunakan genset untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, baik untuk penerangan maupun pompa air.

“Petani tambak yang telah menggunakan listrik baru sekitar 885 Ha atau setara 5 persen dari luas wilayah tambak di Gresik.  Ini menjadi peluang bagi kami untuk meningkatkan penjualan tenaga listrik atau ekstensifikasi," ujarnya.

Lilik Deswati, salah satu petambak udang Vaname di Kecamatan Ujung Pangkah Gresik mengungkapkan saat ini dirinya memiliki 6 petak lahan pemeliharaan udang, dengan 2 kolam tandon dan satu IPAL. Semula, Lilik menggunakan listrik dengan daya 53Kv. Kemudian dengan adanya perluasan petak baru, dia menambah daya menjadi 82,5 kV. 

“Dari 1,9 ha luas lahan dengan 10 kolam, kami menghasilkan 26,7 ton per siklus, satu siklus sama dengan 120 hari. Sehingga listrik sangat dibutuhkan dalam budidaya udang intensif,” ungkapnya.

Di sektor perkebunan tanaman buah naga, Edy Purwoko salah satu petani buah naga Banyuwangi mengungkapkan, bahwa sejak beralih menggunakan listrik PLN, ia dapat menghemat biaya pemakaian listrik hingga 48 persen.

“Untuk menerapkan teknologi penyinaran tanaman buah naga, selama ini kami menggunakan diesel dengan biaya mencapai Rp8,9 juta per bulan, tetapi setelah pakai listrik PLN menjadi Rp4 jutaan per bulan. Produktivitas juga meningkat, awalnya hanya 14 ton/ha, sekarang menjadi 26 ton/ha/tahun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper