Bisnis.com, MALANG — Bursa Berjangka Jakarta atau JFX menargetkan volume transaksi bisa meningkat menjadi 12 juta lot pada 2022 dengan adanya tambahan anggota bursa, pertambahan komoditas, serta makin teredukasinya masyarakat terkait perdagangan berjangka.
Dirut JFX, Stephanus Paulus Lumintang, mengatakan realisasi transaksi di JFX sampai Kamis (4/11/2021) mencapai 7,3 juta lot dan sampai akhir 2021 diharapkan bisa menembus 11,1 juta lot.
“Cara menggenjot transaksi, dengan turun ke bawah, mendatangi anggota bursa di daerah,” ujarnya dihubungi, Senin (8/11/2021).
Lewat turun ke bawah, dia akan mengingatkan, anggota JFX bahwa ada potensi untuk digenjot transaksinya. Dengan cara itu, secara akumulatif akan dapat mendongkrak realisasi transaksi di JFX sampai akhir tahun.
Sedangkan pada 2022, kata dia, angkanya transaksi bisa lebih didongkrak dengan adanya tambahan anggota JFX. Selain, ada kontrak baru, serta makin teredukasinya masyarakat terkait perdagangan berjangka.
Kontrak baru dimaksud, seperti revitalisasi kopi dan olin. Juga, kontrak fisik kopra. Ada enam kontrak komoditi finansial yang diupayakan dapat direalisasikan pada Desember. Sedangkan tambahan anggota baru, ada enam anggota baru.
Baca Juga
Pimpinan Cabang PT Bestprofit Futures Malang, Andri, mengatakan pada kuartal IV/2021 kinerja perdagangan berjangka komoditi semakin membaik.
Seperti di BPF Malang, dia memperkirakan volume perdagangan bisa menembus 70.000 lot atau naik 25 persen secara tahunan. Sedangkan pertambahan nasabah, diharapkan bisa tumbuh 20 persen menjadi 300 nasabah. Posisi September, volume transaksi mencapai 28.000 lot, sedangkan pertambahan nasabah mencapai 12,38 persen menjadi 211 orang.
Hal itu terjadi, kata dia, karena BPF mengedepankan pelayanan terbaik untuk nasabah. Prinsip utama BPF, menghadirkan pengalaman bertransaksi yang aman dan nyaman kepada nasabah.
Pelayanan BPF juga mengikuti perkembangan teknologi, terutama saat pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Memberikan pelayanan dan edukasi nasabah dilakukan dengan memanfaatkan berbagai platform seperti media sosial maupun via webinar.
“Sebagai masyarakat digital, kami melihat potensi perkembangan teknologi dalam memberikan edukasi perdagangan berjangka komoditi secara efisien ke jangkauan yang lebih luas dan penyebaran secara cepat,” katanya.
Para marketing diberikan pelatihan dan menanamkan tata krama dalam berinteraksi dengan nasabah melalui media sosial. Meski tidak bertemu langsung, nasabah tetap seolah-olah dapat merasakan kontak langsung dengan para marketing sehingga para nasabah merasakan kenyamanan dalam bertransaksi.
Target transaksi di PT BPF Malang, kata Andri, diharapkan tumbuh 30 persen menjadi 91.000 lot dan tambahan nasabah baru tumbuh 30 persen menjadi 360 orang.(K24)