Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kafe dan Restoran Jatim Mulai Terangkat 20 - 30 Persen

Omzet yang diperoleh pengusaha kuliner saat itu di titik terendah hanya 10 - 15 persen karena penjualan hanya dilakukan secara delivery order dan take away.
Pengunjung mengakses aplikasi pedulilindungi./Antara-Fauzan
Pengunjung mengakses aplikasi pedulilindungi./Antara-Fauzan

Bisnis.com, SURABAYA — Industri kafe dan restoran di Jawa Timur melaporkan kondisi bisnis kuliner saat ini sudah mulai terangkat naik dengan peningkatan omzet 20 - 30 persen setelah ada pelonggaran PPKM.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono, mengatakan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level yang dimulai Juli lalu cukup menekan industri kuliner hingga menurunkan omzet menjadi hanya 10 - 15 persen.

“Omzet yang diperoleh teman-teman pengusaha kuliner saat itu benar-benar berada di titik terendah hanya 10 - 15 persen karena penjualan hanya dilakukan secara delivery order dan take away karena tidak boleh makan di tempat,” katanya kepada Bisnis, Jumat (8/10/2021).

Dia mengatakan penjualan kafe dan restoran dengan dua sistem tersebut memang tidak bisa diandalkan dan tidak mampu mengangkat penjualan. Sebab, bisnis kafe dan restoran tidak hanya mengunggulkan citarasa makanan dan minuman, tetapi juga menjual view dan suasana.

“Namun sekarang perlahan omzet bisa meningkat 20 - 30 persen dari titik terendah karena pemerintah sudah memberikan pelonggaran sejalan dengan situasi dan kondisi Covid-19 di Jatim saat ini,” katanya.

Bahkan di Kota Surabaya, lanjutnya, kini sudah masuk level 1, walaupun masih ditetapkan menjadi level 3 mengikuti Sidoarjo dan Gresik yang merupakan wilayah aglomerasi Surabaya Raya yang tidak terpisahkan.

“Tapi kami mengapresiasi pemerintah yang sudah memberikan relaksasi, di mana kafe dan restoran sudah boleh buka dengan posisi kapasitas tempat duduk dibuka 50 persen. Ini memberikan dampak positif mulai September akhir dan sampai sekarang sudah mulai kelihatan naik,” jelasnya.

Tjahjono berharap kondisi saat ini terus dipertahankan bahkan pandemi semakin melandai, dan kinerja bisnis bisa terus meningkat setidaknya mampu mencapai omset 70 - 80 persen sampai akhir tahun. 

“Saat ini pengusaha yang tergabung di Apkrindo sudah 80 - 90 persen telah menggunakan aplikasi PeduliLindungi sesuai dengan anjuran pemerintah. Ini pun akan ikut mendorong pertumbuhan industri ke depan,” imbuhnya.

Selama pandemi menghantam dunia usaha, imbuh Tjahjono, dalam industri kuliner ternyata terdapat pasang surut. Banyak pelaku usaha yang akhirnya terpaksa menutup usahanya atau mengurangi jumlah outlet, tapi banyak juga usaha kuliner yang bermunculan dengan inovasi dan kreativitas baru.

“Kreativitas dan inovasi serta mengetahui apa yang diinginkan konsumen ini menjadi senjata andalan bagi pelaku usaha kuliner agar dapat diterima pasar. Melihat keinginan konsumen saat ini, restoran atau kafe dengan konsep outdoor justru lebih banyak dipilih karena lebih nyaman,” imbuhnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper