Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kota Surabaya berencana mengajukan anggaran untuk pengadaan geomembran guna membantu petani/petambak garam dalam meningkatkan kualitas produksi garam.
Kabid Kelautan dan Perikanan DKPP Kota Surabaya, M Aswan, mengatakan sebagian besar petambak garam di Kota Surabaya memang masih menggunakan cara tradisional di atas lahan tanah sehingga kualitas produksi garamnya kurang bagus sebab bercampur tanah.
“Jadi jika menggunakan geomembran (terpal khusus) ini maka kualitas garam akan menjadi lebih bagus. Kita akan bantu mereka, tahun depan kita akan usulkan anggaran untuk pengadaan geomembran tersebut,” ujarnya dalam rilis, Rabu (6/10/2021).
Dia mengatakan saat ini di Surabaya terdapat 10 kelompok petambak garam dengan jumlah sekitar 100 orang. Lokasi tambak tersebar di sejumlah kecamatan seperti Benowo, Pakal dan Asemrowo.
DKPP mencatat, pada Agustus 2021, produksi garam di Kota Surabaya mencapai sekitar 3.377 ton. Jumlah produksi garam tersebut saat ini masih fluktuatif bergantung pada kondisi cuaca, serta tempat penyimpanan.
“Untuk saat ini kami sudah menyediakan fasilitas gudang untuk menyimpan garam di Sememi, itu gratis. Petambak bisa menyimpan garam di sana, kapasitasnya hingga 30.000 karung," imbuhnya.
Baca Juga
Heri Susanto, salah satu petambak garam di Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo mengatakan saat ini para petambak sangat membutuhkan geomembran agar kualitas dan mutu garam yang dihasilkannya bisa lebih bagus dan bersih.
“Ada dua jenis garam yang kita produksi, geomembran dan langsung tanah. Kalau pakai geomembran kualitasnya bagus, kalau alasnya tanah itu hasilnya garam krosok. Kita sebagai petani garam diusahakan pakai terpal atau geomembran," katanya.
Heri mengungkapkan dalam satu tahun ia bersama rekan-rekannya mampu menghasilkan 10-20 ton garam per hektare. Hasil produksi garam langsung dikirim ke pabrik yang ada di wilayah Kecamatan Asemrowo.
"Produktivitas garam tergantung cuaca juga. Kalau cuaca bagus produktivitas juga bagus,” imbuhnya.
Camat Asemrowo Surabaya, Bambang Udi Ukoro, menambahkan selain geomembran, saat ini petambak garam Surabaya juga membutuhkan pendampingan, pembinaan dan pelatihan agar kualitas produksinya lebih meningkat.
“Dan ke depan diharapkan petambak garam di wilayah kami ini bisa memproduksi produk garam sendiri, karena selama ini hasil pengolahan garam mereka langsung disuplai ke pabrik-pabrik di Asemrowo,” imbuhnya.