Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Industri Sepatu Jatim Mulai Meningkat

Saat ini permintaan sepatu sekolah dan sepatu olahraga maupun sepatu untuk bekerja sudah mulai meningkat meskipun belum sepenuhnya normal
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu berbahan kulit, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (23/3)./Antara-Moch Asim
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu berbahan kulit, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (23/3)./Antara-Moch Asim

Bisnis.com, SURABAYA - Industri alas kaki atau sepatu di Jawa Timur perlahan mulai merasakan adanya peningkatan permintaan/penyerapan pasar setelah adanya pelonggaran kegiatan masyarakat.

Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim, Winyoto Gunawan mengatakan saat ini permintaan sepatu sekolah dan sepatu olahraga maupun sepatu untuk bekerja sudah mulai meningkat meskipun belum sepenuhnya normal.

“Sebelumnya dengan tidak adanya sekolah tatap muka, dan tempat olahraga ditutup, lalu pekerja harus work from home ini sudah mempengaruhi penjualan sepatu yang anjlok sampai 60 persen,” katanya, Selasa (5/10/2021).

Dia mengatakan untuk saat ini industri sepatu Jatim masih belum menggenjot produktivitas pabrik meskipun sudah ada sedikit permintaan pasar. Menurutnya, pengusaha lebih memilih untuk menghabiskan stok di gudang yang masih belum terjual akibat dampak pembatasan kegiatan masyarakat.

“Industri masih belum memasang kapasitas produksi secara penuh, misalnya saja perusahaan saya yang memiliki empat mesin, tetapi saat ini hanya beroperasi satu mesin saja, sebab kita mau menghabiskan stok produksi sebelumnya yang belum terjual,” jelasnya.

Ketua Umum Aprisindo, Eddy Widjanarko mengatakan dunia usaha saat ini mulai bangkit dan pengusaha bersemangat untuk memacu produktivitas industri guna memenuhi permintaan, terutama permintaan pasar ekspor.

“Kami optimistis dengan situasi saat ini dan industri akan ikut menikmati peningkatan kinerja. Kalau sebelunya keuntungan hanya dirasakan beberapa bidang seperti CPO, batu bara, dan perkayuan, sekarang semua kembali bangkit,” kata Eddy yang juga sebagai Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jatim.

Dia mengatakan dengan penurunan level PPKM, pemerintah telah memberikan sejumlah kelonggaran misalnya sekolah yang sebelumnya hanya secara daring kini sudah mulai pembelajaran tatap muka (PTM) meskipun dengan jumlah terbatas.

“Begitu juga dengan perkantoran dan industri, pusat belanja juga sudah menerima pengunjung dengan aplikasi PeduliLindungi, termasuk anak-anak boleh masuk. Ini akan mengerek berbagai sektor usaha termasuk sepatu di pasar lokal,” imbuhnya.

Sedangkan di pasar ekspor, lanjutnya, kinerja ekspor sepatu tahun ini ditarget bisa mencapai US$5 miliar sejalan dengan pulihnya kegiatan ekonomi dan meningkatnya permintaan pasar luar negeri. Permintaan yang meningkat ini sudah terjadi sejak awal tahun, meskipun di pertengahan tahun sempat terjadi gelombang kedua Covid-19 mulai Juli - Agustus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper