Bisnis.com, SURABAYA — Kinerja sektor konstruksi di Jawa Timur hingga akhir tahun ini diperkirakan masih bisa tumbuh sekitar 5 persen seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang melandai serta turunnya status PPKM di Jatim menjadi level 2.
Ketua Asosiasi Proyek Konstruksi Indonesia (Aprok) Jatim, Aslakhul Umam mengatakan tren penurunan kasus Covid-19 di Jatim saat ini akan memacu berbagai sektor perekonomian, termasuk konstruksi.
“Ini juga sesuai planning pemerintah yang menggenjot vaksinasi untuk mengejar herd immunity mulai Juli - Oktober diharapkan sudah 50 persen tervaksin, dengan harapan di kuartal IV nanti ada kenaikan ekonomi termasuk di sektor konstruksi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (9/9/2021).
Dia mengatakan pada kuartal I/2021 sektor jasa konstruksi awalnya masih stagan, tetapi pada kuartal II/2021 mulai ada kenaikan sekitar 1,35 persen. Bahkan saat itu belanja pemerintah cukup bagus, tetapi sayangnya setelah momen Lebaran usai, banyak proyek yang ditunda akibat adanya kenaikan kasus Covid-19 yang cukup tajam.
“Konstruksi proyek pemerintah sebenarnya masih bisa jalan dengan kontribusinya 60 persen, tapi tidak semua atau hanya sebagian. Sedangkan proyek swasta seperti high rise atau gedung tinggi misalnya apartemen, hotel atau perkantoran justru tidak ada karena ada PPKM Darurat,” ujarnya.
Pada kuartal III ini, lanjutnya, pengusaha jasa konstruksi lebih banyak menggarap proyek perumahan atau landed house milik swasta serta berbagai bangunan fasilitas penunjang layanan kesehatan.
Baca Juga
“Selain itu masih ada beberapa universitas atau perguruan tinggi, mereka membangun proyek untuk kesehatan, juga proyek-proyek rumah sakit misalnya penambahan eksisting gedung untuk supporting penanganan Covid-19,” imbuhnya.
Meski ada potensi peningkatan kinerja, Aprok berharap ada stimulus dari pemerintah agar industri jasa konstruksi ini bisa tumbuh lebih tinggi, misalnya stimulu berupa pengurangan pajak PPN ataupun PPh yang sejauh ini hanya wacana.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim, Budi Hanoto mengatakan sektor konstruksi pada kuartal II tumbuh 1,3 persen dibandingkan kuartal I yang mengalami kontraksi -3,04 persen.
“Realisasi investasi konstruksi mengalami perbaikan, selain itu akselerasi kinerja konstruksi juga sejalan dengan berlanjutnya pembangunan proyek-proyek di Jatim dengan protokol kesehatan yang mendorong perbaikan kinerja,” ujarnya.
Dia mengatakan percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) seusai Perpres 109/2020 dan PP 42/2021 terus berlanjut terutama pembangunan jalan tol Kertosono - Kediri dan tol Malang - Kepanjen.
Selain itu, ada pembebasan lahan tol Probolinggo - Banyuwangi, pembangunan bandara Kediri, Jalur Lintas Selatan, proyek Kereta Gantung Bromo, bendungan Tugu, Beno dan Gongse, ekspansi kilang minyak Tuban, sampai pembangunan Jabung Ring Dyke (JDR) di Tuban dan peningkatan kapasitas floodway di Lamongan.
“Masih berlanjutnya pembangunan pabrik KA PT INKA di Banyuwangi, pembangunan pabrik peleburan (smelter) tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik, serta pembangunan Rumah Sakit Bertaraf Internasional di Probolinggo turut mendorong peningkatan kinerja sektor konstruksi pada kuartal II,” jelasnya.
Budi menambahkan naiknya aktivitas konstruksi menyebabkan permintaan terhadap bahan-bahan material konstruksi seperti semen, kampur dan fabrikasi konstruksi.