Bisnis.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan kalangan sektor usaha perbankan menggenjot pembentukan ekosistem digital banking terutama bagi generasi muda sebagai bentuk persiapan menghadapi perkembangan teknologi khususnya sektor keuangan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan ekosistem digital saat ini harus dipersiapkan semaksimal mungkin dan komprehensif sehingga generasi muda akan lebih bersahabat dengan digital banking, literasi keuangan hingga inklusi keuangan.
“Saat ini kan rata-rata sudah proses transaksi kita sudah non-tunai, tidak sekedar non-tunai tapi sudah mobile banking dari mana saja bisa transaksi, ekosistem ini harus disiapkan sehingga mereka firiendly dengan digital banking, dan pada dasarnya kekita pandemi Covid-19 kebutuhan digital banking sangat tinggi,” ujarnya, Selasa (24/8/2021).
Dia mengatakan milenial di dunia saat ini sudah masuk digitalisasi. Bahkan Jack Ma, pendiri Alibaba memprediksikan bahwa 80 persen ekonomi global akan didominasi oleh sektor UMKM, dan pada 2030 sebanyak 99 persen UMKM akan masuk digital, dan sebanyak 80 persen UMKM akan menjadi e-commerce.
“Jadi sedini mungkin ekosistem ini disiapkan, dalam transaksi digital tidak ada lagi yang gagap digital,” imbuhnya.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IV Jatim, Bambang Mukti Riyadi mengatakan pihaknya bersama dengan beberapa perbankan pun ingin mengejar setinggi-tingginya kesiapan pelajar untuk mengantisipasi keuangan digital.
Baca Juga
“Kami ingin memfasilitasi pelajar dan kebutuhan sehari-hari mereka melalui pembukaan rekening, kan ada program pemerintah yang in-line dengan pembukaan rekening, dan kami ingin mendidik mereka untuk menabung sekaligus mulai mengenal produk keuangan terutama perbankan,” jelasnya.
Dia mengatakan salah satu program untuk mendorong inklusi keuangan pelajar yakni melalui program Kejar Prestasi Anak Indonesia (Kreasi) Satu Rekening Satu Pelajar. Adapun program Kreasi secara nasional yang digelar mulai Juli - Agustus 2021 dengan menargetkan sebanyak 200.000 pembukaan rekening pelajar. Target tersebut diyakini dapat tercapai atas kerja sama seluruh pihak terkait.
Bambang mengungkapkan, hasil survei literasi keuangan secara nasional pada 2019 tercatat mencapai 38,03 persen, sedangkan di Jatim bisa lebih tinggi mencapai 48,95 persen.
“Begitu juga dengan tingkat inklusi keuangan secara Nasional 76,19 persen, tapi di Jatim sudah mencapai 87,19 persen. Khusus inklusi keuangan pelajar 15 - 17 tahun di Jatim sudah 58,28 persen dan Nasional masih 15,92 persen. Saya optimistis kita hampir 90 persen kalau disurvei lagi,” imbuhnya.