Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur memproyeksikan tren jumlah pemotongan hewan ternak untuk konsumsi seperti sapi, kambing dan domba sampai akhir tahun ini akan sedikit meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu saat awal terjadinya pandemi Covid-19.
Plt Kepala Disnak Jatim M Gunawan Saleh mengatakan pemotongan hewan ternak untuk konsumsi secara umum untuk jenis hewan sapi pada 2020 sempat turun drastis dari 478.241 ekor pada 2019, menjadi hanya 418.780 ekor pada 2020 atau turun 12,4 persen sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang mengakibatkan perekonomian masyarakat menurun.
“Begitu juga dengan jumlah pemotongan hewan kambing pada 2019 bisa 1.449.417 ekor menjadi hanya 1.224.556 ekor atau turun 15,5 persen, sedangkan domba pada 2019 bisa mencapai 467.663 ekor menjadi hanya 418.389 ekor pada tahun lalu atau turun 10,5 persen,” ujarnya, Kamis (12/8/2021).
Namun begitu, untuk tahun ini diperkirakan ada sedikit kenaikan proyeksi jumlah pemotongan hewan ternak seiring dengan mulai membaiknya kondisi perekonomian yakni untuk sapi diperkirakan mencapai 427.566 ekor, kambing 1.255.169 ekor dan domba sebanyak 428.853 ekor.
Gunawan mengatakan meski akan ada peningkatan jumlah pemotongan hewan ternak, tetapi khusus pada momen Iduladha bulan lalu, tren jumlah pemotongan hewan kurban mengalami penurunan sejak 2 tahun terakhir.
Untuk sapi kurban pada 2019 mampu mencapai 65.588 ekor, kemudian pada 2020 turun menjadi 57.244 ekor, dan pada tahun ini menjadi 51.533 ekor. Sedangkan kambing pada 2019 sebanyak 300.969 ekor, pada 2020 menjadi 258.890 ekor, dan pada tahun ini menjadi 222.694 ekor. Sementara untuk domba pada 2019 sebanyak 76.155 ekor, menjadi 58.534 ekor pada 2020 dan tahun ini menjadi hanya 44.990 ekor.
“Realisasi pemotongan kurban memang mengalami penurunan untuk sapi turun 13 persen, kambing 13 persen dan domba 23 persen, begitu juga tahun ini karena situasi pandemi daya beli masyarakat menurun,” imbuhnya.
Dia menambahkan pada dasarnya ketersediaan ternak potong dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni populasi ternak, mutasi atau keluar masuknya hewan antar provinsi dan jumlah pemotongan.
Adapun populasi hewan ternak potong di Jatim terus mengalami peningkatan. Untuk sapi pada 2019 tercatat sebanyak 4,7 juta ekor lebih, dan meningkat menjadi 4,82 juta ekor lebih, dan pada tahun ini menjadi 4,93 juta ekor lebih.
Sementara populasi kambing di Jatim pada 2019 3,52 juta ekor, meningkat menjadi 3,64 juta ekor pada 2020 dan kini menjadi 3,76 ekor. Khusus domba pada 2019 mencapai 1,38 juta ekor, menjadi 1,41 juta ekor, dan pada 2021 ditarget menjadi 1,45 juta ekor lebih.
Dari jumlah populasi tersebut di antaranya ada sejumlah hewan yang tersedia atau siap potong (memenuhi syarat usia dan kesehatan) untuk tahun ini yakni sapi tersedia 1.077.068 ekor, kambing 2.210.226 ekor, dan domba 914.766 ekor.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan secara umum Nilai tukar petani (NTP) di Jatim pada Juli 2021 memang mengalami penurunan -0,28 persen dari 99,03 pada Juni 2021 menjadi 98,75 pada Juli 2021.
“Namun secara khusus NTP di sektor peternakan mengalami kenaikan 1,18 persen dari 100,25 pada Juni menjadi 101,44 pada Juli 2021. Kenaikan NTP Peternakan ini menunjukan indeks harga yang diterima lebih besar dibandingkan biaya pengeluarannya,” jelasnya.
Adapun sejumlah komoditas utama pada indeks harga diterima peternak yang mengalami peningakatan harga yakni sapi potong maupun kambing mengalami kenaikan harga 4,6 persen (mtm). Khusus komdotas ayam ras pedaging mengalami penurunan harga -3,7 persen dan ayam kampung -1,5 persen.