Bisnis.com, SURABAYA - PT Veolia Services Indonesia (Veolia Indonesia) bekerja sama dengan PT Tirta Investama (Danone-Aqua) siap untuk memproduksi botol plastik daur ulang di pabrik Pasuruan Jawa Timur dengan kapasitas mencapai 25.000 ton/tahun.
CEO Veolia Southeast Asia, Sven Beraud-Sudreau mengatakan selama ini Veolia telah bekerja sama dengan pemerintah di sejumlah negara untuk membantu pengelolaan sampah plastik di negara mereka.
“Dengan mengoperasikan fasilitas daur ulang yang dilengkapi dengan teknologi terkini, kami telah membantu mengurangi permasalahan sampah di negara-negara tersebut. Sekarang gilirang dengan pemerintah Indonesia serta mitra kami Danone-Aqua untuk mengoperasikan pabrik daur ulang ini,” jelasnya dalam peresmian pabrik botol plastik daur ulang secara virtual, Rabu (30/6/2021).
Direktur Danone-Aqua, Connie Ang mengatakan pihaknya sendiri berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam menyelesaikan tantangan sampah plastik di Indonesia melalui gerakan #BijakBerplastik, seperti melalui upaya pengumpulan sampah plastik dan perecepatan inovasi kemasan.
“Sejalan dengan itu, maka kemitraan ini kami bangun bersama dengan Veolia Indonesia untuk meningkatkan volume plastik PET (Polyethylene Terephthalate) daur ulang,” ujarnya.
Adapun pabrik botol plastik daur ulang yang berada di kawasan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Pasuruan ini dibangun di atas lahan seluas 22.000 m2 dengan luas bangunan 7.000 m2. Pabrik yang mulai dibangun pada Maret 2019 dengan nilai investasi Rp600 miliar ini siap beroperasi dengan memenuhi standar keamanan pangan atau foodgrade dan sertifikasi halal.
Baca Juga
Dalam kesempatan peresmian virtual itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kehadiran pabrik botol plastik daur ulang dari Veolia Services ini akan menambah kapasitas produksi pabrik daur ulang plastik di Indonesia.
“Ini akan memperkuat ekosistem daur ulang dan ekonomi sirkular serta dapat meningkatkan pengumpulan sampah plastik di Indonesia sebagai upaya mendukung target kami dalam mengatasi masalah sampah plastik terutama di laut hingga 70 persen pada 2025,” ujarnya.
Agus menyebutkan industri daur ulang plastik di Indonesia saat ini berjumlah 600 industri besar dan 700 industri kecil dengan nilai investasi mencapai Rp7,15 triliun, dengan kemampuan produksi mencapai 2,3 juta ton per tahun dengan nilai tambah yang dihasilkan mencapai lebih dari Rp10 triliun per tahun.
“Sektor industri daur ulang plastik nasional akan terus bertumbuh seiring meningkatnya konsumsi plastik dalam negeri, serta makin terbukanya pasar ekspor setelah China menutup sektor industri tersebut sejak 2017,” imbuhnya.
Direktur Veolia Services Indonesia, Joko Tripujono Sunaryo menambahkan untuk mendapatkan bahan baku botol plastik bekas, pihaknya sangat membuka kesempatan bagi siapapun untuk memasok botol plastik bekas ke pabriknya.
“Kami berupaya untuk pengumpulan dan kami sangat terbuka dalam kerja sama dengan beberapa sustainable collector center, saat ini sudah ada 10 kolektor, dan kalau ada yang berminat untuk menyuplai kami siap menampung botol-botol ini,” katanya.
Namun begitu, lanjut Joko, yang perlu menjadi perhatian jika bahan baku daur ulang ini berasal dari luar Pasuruan sangat perlu pertimbangan dalam angkutannya. Untuk itu suplier harus melakukan pressing terhadap botol-botol tersebut agar efisien sebab berat botol sangat ringan tetapi volumenya besar.