Bisnis.com, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur pada Mei 2021 mengalami inflasi sebesar 0,27 persen yang salah satunya disebabkan oleh melambungnya harga sejumlah komoditas seperti ayam hidup, daging sapi dan juga minyak goreng.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan kenaikan harga-harga komoditas tersebut salah satunya dipicu oleh adanya momen Lebaran yang biasanya terjadi peningkatan permintaan bahan pokok makanan, termasuk adanya kelangkaan ayam hidup dari para peternak.
“Selain kelompok makanan dan minuman yang ikut andil dalam inflasi Mei ini, ada juga kelompok pakaian, alas kaki, perumahan, air listrik dan Bahan bakak rumah tangga, kesehatan dan transportasi yang turut andil,” jelasnya dalam paparan berita statistik, Rabu (2/6/2021).
Adapun, sejumlah komoditas yang turut menyumbang inflasi Jatim pada Mei 2021 di antaranya ayam hidup mengalami kenaikan harga 11,87 persen, daging sapi 2,39 persen, minyak goreng 2,79 persen, apel 8,63 persen, jeruk 6,79 persen, emas perhiasan naik 3,16 eprsen, tarif cukur rambut 7,77 persen, cat tembok 3,83 persen dan tarif kereta api naik 3,99 persen.
Adapun, komoditas yang menyumbang deflasi atau yang telah menghambat laju inflasi di antaranya adalah cabai rawit turun harga -26,07 persen, daging ayam ras -2,82 persen, cabai merah -13,30 persen, pepaya -10,40 persen, telur ayam ras -1,95 persen, melon -4,88, nangka muda -12,14 persen, bawang merah -1,78 persen, tarif mobil onlien -3,04 dan jagung manis -4,27 persen.
Dadang menambahkan, inflasi di Jatim pada Mei 2021 ini terjadi di 8 kota Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep yakni 0,41 persen, dan inflasi terendah di Madiun 0,05 persen.
“Inflasi di Jatim pada Mei ini, jika secara tahun kalender yakni Mei 2021 terhadap Desember 2020 mengalami inflasi 1,03 persen, sedangkan Mei 2021 terhadap Mei 2020 Jatim mengalami inflasi 1,61 persen,” imbuh Dadang.