Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Konsumsi Jatim Kuartal II Masuk Zona Ekspansi, Ini Kata BI

kami masih tetap optimistis karena kalau melihat kinerja DPK (dana pihak ketiga) itu mulai menurun yang artinya masyarkat mulai belanja-belanja lagi
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur memperkirakan tren kinerja konsumsi di Jatim pada kuartal II/2021 ini bakal masuk zona ekspansi meskipun terdapat larangan mudik yang memungkinkan menjadi penghambat pertumbuhan konsumsi.

Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah mengatakan BI masih cukup optimistis bahwa di kuartal II tren konsumsi masih akan meningkat meskipun dampak pelarangan mudik agak sulit diprediksi dengan pasti.

“Tapi kami masih tetap optimistis karena kalau melihat kinerja DPK (dana pihak ketiga) itu mulai menurun yang artinya masyarakat mulai belanja-belanja lagi,” katanya dalam virtual BI Bincang Media, Senin (10/5/2021).

Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Harmanta menjelaskan optimisme terhadap peningkatan konsumsi di kuartal II tersebut juga bisa dilihat dari beberaap indikator dalam survei konsumen, salah satunya adanya penghasilan dan juga tunjangan hari raya (THR) yang diterima para pekerja.

“Begitu juga kalau dilihat di Googles Mobility, juga kencang naiknya khususnya di mal-mal atau pusat perbelanjaan tampak aktivitas orang sudah bergerak, ini artinya konsumsi kelas menengah atas mulai bergerak,” jelasnya.

Harmanta mengatakan tren peningkatan konsumsi di momen Ramadan dan Lebaran juga tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, bahkan di pedesaan yang didorong oleh konsumsi sektor pangan dan obat-obatan.

“Berkaca pada 2020, untuk konsumsi pangan di kota atau desa tidak ada bedanya, bahkan di pedesaan sangat tahan sehingga tingkat konsumsi di daerah di kuartal II juga ada ekspansi,” ujarnya.

Selain itu, adanya relaksasi bebas PPnBM untuk sektor otomotif dan bebas PPN untuk properti juga cukup mendorong tingkat konsumsi masyarakat untuk membeli rumah dan mobil.

“Ini luar biasa animo masyarakat untuk beli mobil dan properti karena mereka memanfaatkan kelongaran pajak. Kalau 2020 kan orang masih menahan untuk tidak belanja, nah mudah-mudahan tahun ini tidak menahan lagi. Kalau kelas menengah atas bergerak, menengah bawah di desa dan kota akan mengikuti,” imbuhnya.

Harmanta menambahkan kinerja konsumi memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) karena pada kuartal I/2021 ternyata masih kontraksi. Hal ini sebabkan oleh adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga konusmi juga belum banyak bergerak.

“Untuk Jatim sendiri, konsumsi swasta masih kontraksi ini jadi PR karena dampak PPKM cukup signifikan, dan masyarakat tidak confidence untuk transaksi sehingga ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Jatim kuartal I yang masih kontraksi -0,44 persen,” ujarnya.

Meski begitu, kinerja ekonomi Jatim terus membaik sejak pandemi terjadi, dari awalnya terkontraksi -5,9 persen di kuartal II/2020, menjadi -3,75 persen, lalu trem kontraksi menurun menjadi -2,64 persen pada kuartal IV//2021, hingga kuartal I/2021 menjadi -0,44 persen bahkan lebih baik dari nasional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper