Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jatim Memasuki Peralihan ke Musim Kemarau

Secara umum pada akhir Maret sampai dengan April sudah memasuki peralihan musim.
Sejumlah perahu nelayan bersiap memasuki perairan Plawangan saat pulang melaut di Pantai Puger, Jember, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). Sebanyak empat perahu nelayan warga Puger hancur diterjang ombak dan satu nelayan hilang pada kejadian tersebut./Antara-Seno.
Sejumlah perahu nelayan bersiap memasuki perairan Plawangan saat pulang melaut di Pantai Puger, Jember, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). Sebanyak empat perahu nelayan warga Puger hancur diterjang ombak dan satu nelayan hilang pada kejadian tersebut./Antara-Seno.

Bisnis.com, SIDOARJO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Juanda menyatakan jika saat ini Provinsi Jawa Timur sedang memasuki peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau sehingga masyarakat diminta untuk mewaspadai sejumlah potensi bencana hidrometeorologi.

Kasi data dan informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto di Sidoarjo Jumat (26/3/2021) mengatakan secara umum pada akhir Maret sampai dengan April sudah memasuki peralihan musim.

"Rata-rata akhir Maret sampai dengan April sudah masuk musim peralihan," katanya saat dikonfirmasi di Sidoarjo.

Ia mengemukakan, saat peralihan musim seperti sekarang ini masyarakat diminta untuk mewaspadai terjadinya kemungkinan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor atau juga angin kencang dan juga puting beliung.

"Kami juga sudah mengeluarkan peringatan dini terkait dengan pancaroba atau masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau," katanya.

Ia mengatakan, pancaroba ini bukan musim tetapi masa peralihan musim yang ditandai oleh kondisi cuaca yang tidak menentu, dari panas tiba-tiba hujan, dari angin tenang tiba-tiba berubah angin kencang dan sebagainya.

"Waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti terjadinya puting beliung, hujan lebat disertai petir, hujan es," katanya.

Ia mengatakan, dampak yang ditimbulkan dari peralihan musim ini di antaranya adalah banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencan, pohon tumbang dan juga jalan licin.

Menurutnya, masyarakat bisa melakukan perbaikan atap rumah untuk antisipasi cuaca ekstrem, memeriksa pohon papan reklame atau baliho.

"Kemudian masyarakat juga bisa membersihkan sampah yang menghambat laju air, waspadai gangguan kesehatan dengan menjaga ketahanan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari demam berdarah serta mengikuti perkembangan informasi cuaca di media sosial milik BMKG," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper