Bisnis.com, NGANJUK - Kisah TR (52), perempuan yang tinggal di Kelurahan Bogo, Nganjuk, Jawa Timur yang pagar rumahnya digembok tetangga akibat diketahui positif terinfeksi Covid-19 telah berakhir.
Kisah ini ramai diperbincangkan di berbagai media sosial. Penggembokan oleh Rukun Tetangga (RT) berdasar kesepakatan lingkungan bertujuan agar yang bersangkutan tidak meninggal rumah saat isolasi mandiri.
Kronologi kasus ini bermula ketika pada 6 Januari 2021, TR menjalani rapid antigen di sebuah klinik, dan dinyatakan positif Covid-19. Berikutnya, pada 9 Januari 2021, dilakukan swab di RSUD Nganjuk, dan hasilnya dikirim ke laboratorium provinsi dengan hasil positif.
DERITA Penyintas yang digembok paksa pagar rumahnya oleh RT setempat, agar isolasi mandirinya berjalan dg baik.
— #IndonesiaDaruratCovid (@LaporCovid) January 26, 2021
Meski niat baik, tapi apakah kita sudah redup praktik mufakat musyawarah & gotongroyong?@infonganjukcom pic.twitter.com/SNUehakbKy
Pada 16 Januari 2021, TR menjalani rapid tes antigen mandiri di laboratorium swasta, menunjukkan hasil negatif Covid-19. “Sejak saat itu saya menjalani karantina mandiri di rumah, dan berupaya untuk bisa sembuh secara mandiri,” ujarnya dikutip dari Humas Polres Nganjuk.
Setelah berupaya isolasi mandiri, lanjut TR, pada 19 Januari 2021, dirinya melakukan swab mandiri, dan hasilnya keluar pada 23 Januari 2021, dengan hasil negatif. “Saya berupaya meyakinkan warga bahwa saya negatif, dan berharap gembok pagar dibuka,” urainya.
Akhirnya, petugas Kelurahan Bogo bersama warga membuka gembok pintu rumah TR, karena benar-benar negatif Covid-19. Pembukaan gembok ini disambut sujud syukur TR bersama keluarganya. “Alhamdulillah, gembok sudah dibuka, saya bahagia sekali,” tuturnya.
Penggembokan rumah janda guru ngaji merujuk hasil swab pertama dinyatakan positif Covid-19. Warga takut jika yang bersangkutan keluar rumah, terpaksa pagar rumahnya digembok ketua RT, atas kesepakatan warga.
Di hadapan Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi, perempuan yang tinggal bersama anaknya tersebut mengaku selama menjalani karantina mandiri, para tetangga, sahabat, dan sanak saudara selalu memberikan semangat agar selalu sehat. Bahkan, para tetangga membantu segala kebutuhan selama menjalani karantina.
“Terima kasih kepada para tetangga yang telah membantu saya baik moril maupun materiil. Selanjutnya saya berharap warga menerima kehadiran saya kembali di tengah-tengah masyarakat,” ucapnya, Minggu (24/1/2021).
Sementara itu, Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi mengimbau warga agar tetap mematuhi protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. “Ini langkah efektif untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ungkap Kapolres.
Sobat Jatim, berikut ini peta sebaran COVID-19 di Jawa Timur s.d. 25 Januari 2021. @KhofifahIP @EmilDardak @dinkesjatim @KemenkesRI @bpbd_jatim @BNPB_Indonesia pic.twitter.com/ZJg6TChwHI
— Pemprov Jawa Timur (@JatimPemprov) January 25, 2021
Merujuk data Pemprov Jatim, kasus Covid-19 di Kabupaten Nganjuk per Senin (25/1/2021) bertambah 21 orang, sembuh 28 orang, dan meninggal 1 orang. Sehingga kumulatif kasus di daerah ini, positif 2.090 orang, sembuh 1.761 orang dan meninggal 187 orang. Alhasi ada 142 kasus corona aktif di Nganjuk.
Adapun pada Minggu (24/1/2021), positif corona di Nganjuk bertambah 39 orang, sembuh 62 orang dan meninggal 1 orang. Sabtu (23/1/2021), positif bertambah 27 orang, sembuh 42 orang dan meninggal 1 orang. Jumat (22/1/20210, positif bertambah 19 orang, sembuh 54 orang dan meninggal 1 orang.
Sementara pada Kamis (21/1/2021), positif Covid-19 di Nganjuk bertambah 30 orang, sembuh 50 orang dan meninggal 1 orang. Rabu (20/1/2021), positif bertambah 35 orang, sembuh 45 orang dan meninggal 3 orang. Selasa (19/1/2021), positif bertambah 30 orang, sembuh 44 orang, meninggal 3 orang.
Dari data sepekan terlihat kasus Covid-19 cenderung terus meningkat dan Nganjuk kini menyandang status zona merah (berisiko tinggi) penularan Covid-19.