Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Fesyen Dominasi Transaksi E-Commerce di Jatim

Sebanyak 19,51 persen merupakan transaksi produk fesyen yang paling diminati, disusul produk handphone dan aksesoris sebesar 15,68 persen, serta produk personal care dan kosmetik sebesar 15,25 persen.
Ilustrasi./alleywatch.com
Ilustrasi./alleywatch.com

Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia melalui Laporan Perekonomian Jatim pada kuartal III/2020 mencatat tren transaksi e-commerce atau pembayaran secara non-tunai di Jatim mengalami peningkatan yang komposisinya didominasi transaksi produk fesyen sebesar 19,51 persen.

Dalam Laporan Perekonomian tersebut, tercatat jumlah transaksi e-commerce mencapai Rp8,43 triliun. Nominal itu meningkat dibandingkan transaksi pada kuartal II/2020 yang hanya mencapai Rp6,86 triliun.

“Peningkatan preferensi masyarakat dalam melakukan pembayaran secara non-tunai ini akan terus ditingkatkan, sejalan dengan keunggulan yang ditawarkan yaitu kemudahan dan keamanan, serta pemberian diskon untuk pembayaran nontunai,” ujar Difi Ahmad Johansyah, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jatim, Selasa (19/1/2021).

Adapun dari total transaksi e-commerce tersebut, sebanyak 19,51 persen merupakan transaksi produk fesyen yang paling diminati, disusul produk handphone dan aksesoris sebesar 15,68 persen, serta produk personal care dan kosmetik sebesar 15,25 persen.

Berdasarkan metode pembayaran, sebesar 36,42 persen menggunakan uang elektronik, 33,66 persen menggunakan transfer bank, dan 9,64 persen menggunakan kartu kredit.

Bank Indonesia, tambah Difi, melalui program Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) akan terus dimasifkan, utamanya untuk pembayaran transaksi e-commerce yang selama ini masih menggunakan sistem bayar tunai pada saat COD (Cash on Delivery) nantinya bisa dilakukan secara non-tunai melalui scan QRIS.

Berbeda dengan alat pembayaran non-tunai yang menggunakan kartu (APMK) seperti kartu ATM kredit dan debit. Pada periode ini mengalami penurunan yakni jumlah instrumen APMK sebanyak 26,4 juta kartu pada kuartal II/2020 lalu turun 0,45 persen menjadi 26,4 juta kartu pada kuartal III/2020.

Meskipun secara jumlah instrumen turun, tapi nominal transaksi di kuartal III itu naik 11,94 persen (qtq) menjadi Rp149,65 triliun. APMK ini didominasi oleh kartu debit 23,31 juta kartu atau 89,15 persen, disusul kartu kredit 2,1 juta atau 7,69 persen dan kartu ATM 826.000 kartu atau 3,16 persen.

Sebaran penggunaan kartu ATM dan debit di Jatim didominasi untuk tarik tunai Rp85,1 triliun atau 58,95 persen, diikuti transaksi interbank Rp32,53 triliun atau 22,55 persen. Sementara penggunaan kartu kredit mayoritas untuk transaksi belanja Rp3,67 triliun 68,22 persen.

“Peningkatan nominal transaksi sejalan dengan mulai membaiknya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2020 setelah sempat kontraksi dalam -5,9 persen. Kondisi ini juga menunjukan penggunaan kartu debit menjadi alat pembayaran untuk transaksi besar, sedangkan kartu kredit lebih digunakan untuk transaksi ritel,” imbuh Difi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper