Bisnis.com, LAMONGAN - Kementerian Perdagangan memproyeksikan kinerja ekspor non migas pada tahun depan bisa tumbuh normal sekitar 20 persen seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan saat ini pemerintah terus mendorong eksportir untuk meningkatkan ekspornya, maupun usaha kecil menengah (UKM) yang mau masuk pasar ekspor.
“Kami terus sosialisasi bagaimana agar eksportir baru ini semangat, dan kita akan bina eksportir tersebut dengan dukungan fasilitas pembiayaan ekspor,” katanya dalam konferensi pers Pelepasan Ekspor Produk RI ke Pasar Global, Jumat (4/12/2020).
Dia mengatakan pelepasan ekspor oleh 133 perusahaan tersebar di seluruh Indonesia ini diharapkan bisa menjadi momentum kembalinya kinerja ekspor ke angka positif.
Adapun 133 perusahaan yang berhasil ekspor bulan ini berasal dari Aceh (2 perusahaan), Sumatra Utara (2), Sumatera Selatan (1), Riau (4), Lampung (2), Sulawesi Selatan (32), Banten (4), DKI Jakarta (6), NTB (2), Bali (2), Papua Barat (3), Jawa Barat (12), Jawa Tengah (18), DIY (5), Jawa Timur (31), dan Kalimantan Timur (7).
Ekspor dari 133 perusahaan tersebut tercatat mencapai US$1,64 miliar atau setara Rp23,75 triliun. Sebanyak 79 usaha di antaranya merupakan kategori non usaha kecil menengah (UKM) dan sebanyak 54 merupakan UKM.
Baca Juga
“Ratusan perusahaan ini mengekspor produknya ke 40 negara tujuan seperti Afrika, Amerika Serikat, Eropa dan Australia,” katanya.
Dari 54 UKM itu, lanjut Agus, sebanyak 7 UKM berhasil menorehkan ekspor perdana mereka dengan berbagai olahan makanan seperti emping, jamu herbal, mie telur, kemiri olahan, produk cengkih dan tempat tidur sapi.
Lalu 11 UKM lainnya berhasil diversifikasi produk ekspor baru seperti furnitur, dekorasi rumah dari bahan kayu berkelanjutan, kursi dari limbah kayu dan dan produk dari minyak jelantah.