Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Ekspor Kopi Jatim Mulai Meningkat

Kuartal IV tahun ini masih akan terjadi peningkatan ekspor sejalan dengan mulai banyaknya kafe/restoran yang kembali membuka usahanya.
Ilustrasi./Antara-Rahmad
Ilustrasi./Antara-Rahmad

Bisnis.com, SURABAYA - Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) Jawa Timur menyebut tren ekspor kopi Jatim di kuartal III tahun ini bisa mencapai 24.715 ton atau US$36,2 juta meningkat dibandingkan kondisi pada kuartal sebelumnya.

Sekretaris Gaeki Jatim, Ichwan Nursidik mengatakan peningkatan ekspor tersebut sejalan dengan kondisi pandemi yang paling terdampak pada kuartal II/2020 atau saat banyak negara menerapkan lockdown.

“Dan memang volume ekspor pada kuartal I/2020 itu masih dalam rangka memenuhi kontrak-kontrak yang lama sehingga lumayan tinggi,” katanya, Senin (26/10/2020).

Sedangkan pada kuartal III, lanjutnya, sudah merupakan kontrak baru sejalan dengan permintaan kopi dari luar negeri yang sebelumnya juga sedang turun.

Ichwan memprediksi di kuartal IV tahun ini masih akan terjadi peningkatan ekspor sejalan dengan mulai banyaknya kafe/restoran yang kembali membuka usahanya.

Berdasarkan data Gaeki Jatim, ekspor kopi Jatim pada kuartal I/2020 mencapai 15.192 ton atau US$33,5 juta, jumlah itu naik 6 persen jika dibandingkan kuartal yang sama 2019 yang mampu mencapai 14.373 ton.

Sementara pada kuartal II/2020 tercatat mencapai 12.780 ton ton atau US$25,1 juta meningkat tipis 1 persen dibandingkan kuartal II/2019 yang mencapai 12.695 ton.

Sedangkan pada kuartal III/2020 mencapai 15.871 ton atau US$36,2 juta ton, jumlah tersebut anjlok 14 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 18.455 ton atau US$39,9 juta.

“Secara kumulatif sepanjang Januari – September 2020, total ekspor kopi kita mencapai 43.843 ton atau US$94,8 juta,” imbuhnya.

Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono mengatakan kondisi usaha kafe kopi dan restoran di Jatim saat ini sudah terus menunjukkan peningkatan, bahkan sejumlah pengusaha berani untuk ekspansi ke beberapa pusat perbelanjaan.

“Pergerakan food and beverage yang berada di dalam mal kini sudah mencapai 60 persen omzetnya, sedangkan yang model standing alone sudah meningkat menjadi 70 persen. Ini menandakan dari sisi ekonomi menunjukkan kondisi positif yang dimulai sejak PSBB tidak ada lagi,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper