Bisnis.com, SURABAYA – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Timur kembali menggelar Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2020 yang bakal berlangsung pada 5 – 10 Oktober 2020.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Imam Subarkah menjelaskan kegiatan Fesyar 2020 yang merupakan rangkaian dari Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) kali ini digelar dengan format yang berbeda mengingat kondisi masih pandemi Covid-19 sehingga dilakukan secara virtual.
“Untuk Fesyar di wilayah Jawa ini mengambil tema akselerasi peran ekonomi syariah dalam mendorong ekonomi regional,” katanya dalam konferensi pers melalui Zoom, Rabu (30/9/2020).
Dia menjelaskan format rangkaian Fesyar 2020 masih sama seperti tahun lalu, hanya dilakukan secara virtual melalui website fesyarjawa.com yang bisa dikunjungi oleh masyarakat.
Sejumlah kegiatan yang disiapkan dalam festival ini di antaranya seperti seminar, talkshow, workshop, business coaching. Selain itu ada kegiatan business matching bisa berupa nanti pembiayaan, lalu ada fhasion show, dan pameran produk UMKM yang berasal dari seluruh Jawa, dengan total 87 booth.
“Jadi nanti pengunjung bisa masuk ke dalam website diklik, mau masuk ke dalam kegiatan mana dan langsung bergabung, bisa ikut seminar atau business coaching,” imbuhnya.
Baca Juga
Kepala BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah menambahkan, melihat kondisi pandemi yang belum berakhir ini, BI pun belum dapat memasang target transaksi maupun pengunjung website. Namun diharapkan setidaknya ada transaksi dari kegiatan business matching atau pembiayaan oleh perbankan maupun non perbankan. Dari catatan Bisnis, target transaksi Fesyar 2019 di Surabaya mencapai Rp2,86 triliun.
“Kita sadari dengan kondisi sekarang ini ekonomi cukup berat, tapi kita masih bisa melihat ada potensi transaksi, apalagi format kegiatan kali ini berbeda, dilakukan virtual sehingga belum dapat pasang target,” imbuhnya.
Selain itu, Fesyar ini diharapkan juga semakin meningkatkan pangsa pasar syariah sejalan dengan upaya pemerintah Jatim yang ingin mengembangkan potensi ekonomi syariah.
Di Jawa sendiri mendominasi penyaluran kredit syariah nasional dengan pangsa lebih dari 60 persen seiring dengan banyaknya jumlah pesantren di Jawa. Pangsa penyaluran kredit syariah juga meningkat sejak 2010 yang hanya 3,2 persen, pada 2019 sudah mencapai 6,1 persen.