Bisnis.com, SURABAYA – Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jawa Timur menyebut adanya peningkatan tren impor Jatim pada Agustus 2020 sebesar 14,37 persen dibandingkan bulan sebelumnya merupakan indikasi ekonomi mulai bergerak.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan GINSI Jatim, Medy Prakoso mengatakan sebenarnya kinerja ekspor Jatim sangat dipengaruhi tren impor mengingat produk ekspor Jatim bergantung pada 80 persen bahan baku impor.
Menurutnya, jika nilai impor Jatim pada Agustus 2020 mengalami penurunan 14,27 persen dibanding Agustus 2019, maka tidak bisa dipungkiri bahwa kinerja ekspor Jatim juga turun.
“Tapi jika impor kita naik 14,37% pada Agustus 2020 dibandingkan Juli 2020, maka ekspor kita juga pasti terdampak naik dan konsumsi dalam negeri kita juga naik. Ini indikasi bahwa ekonomi kita mulai bergerak walau tidak besar, arahnya sudah bagus,” katanya, Rabu (16/9/2020).
Dia mengatakan sebenarnya keadaan kinerja ekspor impor Jatim ini perlu ditopang oleh stimulus eksternal. Hanya saja, koefisiensinya dinilai masih sangat kecil lantaran keadaan semua lini bisnis saat ini juga sedang rendah.
“Namun kami berharap, kondisi ini segera merangkak naik,” katanya.
Medy menambahkan, melihat kondisi global yang juga belum bisa naik ataupun ada peningkatan tapi tidak signifikan serta nilai tukar rupiah yang lemah dalam 2 bulan terakhir ini, maka hal ini dinilai belum mampu menstimulus impor untuk naik.
“Walaupun pemerintah sudah memberi stimulus dalam perpajakan, tapi perlu dukungan kebijakan yang ekstrem dalam melihat keadaan ini sebagai keadaan darurat nasional. Secara corporate mereka akan lebih bertahan dengan cara apapun agar tidak terdampak hebat,” imbuhnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan menyebut kinerja impor Jatim pada Agustus ini tercatat mencapai US$1,57 miliar atau naik 14,37 persen dibandingkan Juli 2020 yakni US$1,38 miliar. Namun jika dibandingkan Agustus 2019, memang turun 14,27 persen.
“Menurut golongan penggunaan, impor bahan baku tercatat US$1,23 miliar atau naik 18,44 persen dibandingkan Juli. Impor barang modal juga naik 6,54 persen yakni tercatat US$137 juta, khusus barang konsumsi yang turun 1,35 persen atau tercapai US$202 juta,” jelasnya.
Dadang menambahkan impor Jatim memang paling banyak disumbang oleh bahan baku dengan kontribusi mencapai 78,42 persen, disusul barang modal 8,71 persen, dan barang konsumsi hanya 12,86 persen.
Impor Jatim Naik 14,37 Persen, Ada Indikasi Pergerakan Ekonomi
Sebenarnya kinerja ekspor Jatim sangat dipengaruhi tren impor mengingat produk ekspor Jatim bergantung pada 80 persen bahan baku impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
1 jam yang lalu
Lo Kheng Hong Panen Dividen Juli 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

44 menit yang lalu
Pelindo Alihkan Pengelolaan TPK Berlian ke Terminal Teluk Lamong

18 jam yang lalu
OJK Malang Ingatkan Pekerja Migran Bijak Kelola Uang
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
