Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi HIPMI Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surabaya

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut data World Bank menjadi 0 persen, bahkan OECD memprediksi terkontraksi 2,8 persen hingga 3,9 persen, sedangkan ADB memprediksikan minus 1 persen.
Lambang Kota Surabaya.
Lambang Kota Surabaya.

Bisnis.com, SURABAYA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Surabaya memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Surabaya sampai akhir tahun ini masih bisa dijaga di level 1 persen atau jika terkontraksi minimal masih bisa 0,4 persen sejalan dengan kegiatan ekonomi yang mulai bergerak.

Ketua Hipmi Surabaya, Muhammad Luthfi menjelaskan

proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut data World Bank menjadi 0 persen, bahkan OECD memprediksi terkontraksi 2,8 persen hingga 3,9 persen, sedangkan ADB memprediksikan minus 1 persen.

"Apabila segera mengejar pemulihan ekonomi pada kuartal III dan IV 2020, maka pertumbuhan yang ditargetkan mencapai 4,5 persen - 5,5 persen tahun depan tidak mustahil dicapai," katanya kepada Bisnis, Rabu (2/9/2020).

Menurutnya, proyeksi ini tidak terlalu jauh dengan World Bank yang memperkirakan ekonomi Indonesia akan pulih tahun depan ke level 4,8 persen.

"Kondisi ini jauh lebih baik dibanding ekonomi dunia, yang diproyeksikan terkontraksi 5,2 persen pada 2020, kemudian akan membaik menjadi 4,2 persen pada 2021," imbuhnya.

Menurut Luthfi, untuk mengejar pemulihan ekonomi Surabaya di 2 kuartal terakhir tahun ini, Hipmi berharap pencairan dana bantuan terutama untuk kelas UMKM agar secepatnya disalurkan untuk mengurangi beban operasional dan tetap bisa bertahan di masa pemulihan ekonomi sampai akhir tahun.

"Pemerintah sudah berkali-kali menaikkan stimulus ekonomi untuk penanggulangan pandemi Covid-19 dan dampaknya. Anggaran ini bahkan sudah mengalami kenaikan sebanyak 4 kali. Harapan rekan-rekan Hipmi utamanya UMKM agar pencairan dana bantuan bisa secepatnya disalurkan," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, laju pertumbuhan PDRB Surabaya menurut lapangan usaha pada 2019 yakni 6,10 persen. Laju pertumbuhan itu lebih rendah jika dibandingkan 2018 yakni 6,20 persen.

Sektor usaha yang laju pertumbuhannya tertinggi pada tahun lalu yakni sektor penyediaan akomodiasi dan makanan minuman yakni mencapai 7,67 persen tetapi menurun dibandingkan 2018 yakni 7,80 persen. Disusul sektor transportasi dan pergudangan yakni 7,62 persen atau meningkat dibandingkan laju 2018 yakni 7,56 persen.

Sementara di sektor perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor pada 2019 yakni tumbuh 5,89 persen lebih rendah dibanding tahun sebelumnya 6,38 persen.

Kemudian ada sektor konstruksi tumbuh 5,45 persen turun dari sebelumnya 6,28 persen, disusul industri pengolahan tumbuh positif yakni 5,43 persen lebih tinggi dari 2018 yakni 4,93 persen, dan sektor unggulan lainnya adalah real estate yang mampu tumbuh 6,09 persen lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada 2018 yakni 5,78 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper