Bisnis.com, MALANG — Kenaikan harga daging ayam a.l menjadi pemicu utama inflasi di Kota Malang pada Juni 2020 yang mencapai 0,44 persen, tanda ada geliat ekonomi di era kenormalan baru.
Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan daging ayam mengalami kenaikan harga sebesar 12,81 persen dengan andil 0,15 persen, angkutan mengalami kenaikan harga sebesar 6,55 persen dengan andil 0,09 persen, telur ayam ras naik 7,99 persen dengan andil sebesar 0,04 persen, rokok kretek filter naik 2,38 persen dengan andil 0,04 persen, dan buah naga naik 29,28 persen dengan andil 0,02 persen.
Selanjutnya, mi mengalami kenaikan harga sebesar 3,13 persen dengan andil 0,02 persen, blus wanita naik 6,87 persen dengan andil sebesar 0,02 persen, tahu mentah naik 4,23 persen dengan andil 0,02 persen, alpukat naik 27,52 persen dengan andil 0,02 persen, dan mobil naik 0,91 persen dengan andil 0,02 persen.
“Sedangkan 10 komoditas yang mengerem inflasi di Juni di Kota Malang, yakni obat resep, bawang putih, emas perhiasan, tarif kendaraan roda empat online, gula pasir, jeruk, cabai rawit, anggur, semangka, dan pengharum cucian/pelembut,” katanya di Malang, Rabu (1/7/2020).
Pada Juni, inflasi di Kota Malang yang mencapai 0,44 persen tertinggi di Jatim, disusul Jember 0,30 persen, Surabaya 0,28 persen, Kediri 0,25 persen, Madiun 0,20 persen, Probolinggo 0,15 persen, dan Banyuwangi 0,06 persen. Sumenep bahkan mengalami deflsi 0,15 persen.
Menurut Sunaryo, sekalipun Kota Malang mengalami inflasi tertinggi di Jatim, tapi secara tahun kalender dan tahunan masih terkendali. Inflasi tahunan mencapai 1,31 persen dan tahun kalender 0,88 persen.
Baca Juga
Dari angka-angka itu, dia menilai, di era kenormalan baru ada geliat ekonomi yang ditandai adanya inflasi. Dengan demikian, maka pada periode berikutnya Kota Malang diharapkan lebih berkembang secara dinamis.(K24)