Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Potensi Bisnis Baru Selama Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor dan ke lebih dari 200 negara.
Perajin memproduksi pelindung wajah atau face shield di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (14/6/2020). Pelindung wajah tersebut telah dipasarkan di wilayah Jabodetabek dengan harga jual Rp15.000 - Rp25.000./Antara-Fakhri Hermansyah
Perajin memproduksi pelindung wajah atau face shield di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (14/6/2020). Pelindung wajah tersebut telah dipasarkan di wilayah Jabodetabek dengan harga jual Rp15.000 - Rp25.000./Antara-Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, SURABAYA – Kementerian Perdagangan mendukung pemerintah daerah yang membuka kembali kegiatan ekonomi termasuk meminta para pengusaha di Jatim untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar domestik dan kecenderungan pasar dunia di era normal baru.

Staf Ahli Mendag Bidang Pengembangan Pasar, Sutriono Edi mengatakan memang pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor dan ke lebih dari 200 negara. Secara global ekonomi juga diprediksi turun hingga 6 persen tahun ini.

"Tantangan ke depan cukup berat baik di pasar global maupun nasional, belum lagi ditambah adanya proteksi dari negara masing-masing sehingga mereka mengurangi aktivitas perdagangan dengan negara lain," katanya saat Webinar Usaha Perdagangan Di Masa Pandemi Covid-19, Kamis (18/6/2020).

Dia mengatakan kondisi tersebut telah mendorong bangsa dalam bersikap menghadapi tantangan. Menurutnya, diperlukan sinergi dan kekuatan bersama baik regulasi pemerintah pusat, daerah serta terobosan dari swasta.

"Kami dukung pemda yang membuka aktivitas ekonomi perdagangan, yang diharapkan ini bisa meningkatkan perekonomian yang positif," ujarnya.

Selain itu, pengusaha seperti yang tergabung dalam Kadin Jatim perlu mengidentifikasi kebutuhan domestik dan pasar luar negeri agar usaha yang dikembangkan saat pandemi ini tepat sasaran.

"Di Jatim bisnis pertaniannya unggul, industri makanan minuman juga banyak sekali. Jadi saya rasa potensi besar kalau kita lihat data makanan olahan itu meningkat permintaannya karena negara lain tidak bisa menenuhi stok produk tersebut," katanya.

Namun begitu, tambahnya, Indonesia juga perlu waspada terhadap permintaan pasokan dalam negeri jangan sampai terganggu sehingga ketahanan pangan juga harus disiapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper