Binsis.com, JAKARTA - Kenaikan kasus positif virus corona (Covid-19) kembali mencatatkan rekor harian per 10 Juni 2020. Provinsi Jawa Timur tercatat memimpin kenaikan kasus positif, dari sehari sebelumnya ditempati oleh DKI Jakarta.
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengumumkan bahwa spesimen virus corona yang diperiksa mencapai 17.757 sampel dalam 24 jam terakhir, sehingga secara kumulatif pengetesan mencapai 446.918 sampel.
Dari pemeriksaan tersebut, didapatkan jumlah kasus positif bertambah menjadi 1.241 orang sehingga kumulatif menjadi 34.316 orang.
Apabila diperinci, Jawa Timur mencatatkan kasus positif Covid-19 tertinggi nasional secara harian, yakni mencapai 273 orang. Angka ini menyalip rekor DKI Jakarta yang sehari sebelumnya mencatatkan kenaikan positif sebanyak 232 kasus baru.
Pada hari ini, DKI Jakarta mencatatkan peringkat ketiga kenaikan kasus positif Covid-19 sebanyak 157 orang sehingga secara kumulatif mencapai 8.503 orang. Posisi kedua ditempati Sulawesi Selatan dengan kenaikan kasus 189 orang menjadi 2.383 orang.
Jawa Tengah berada di urutan keempat dengan penambahan kasus positif sebanyak 139 orang menjadi 1.813 orang, dan Kalimantan Selatan bertambah 127 orang menjadi 1.565 orang.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan penambahan ini disebabkan tracing agresif sehingga penambahan kasus dari spesimen yang diterima tidak didominasi dari rumah sakit.
"Tetapi dari puskesmas atau dinas kesehatan," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Dalam beberapa hari terakhir, penambahan kasus positif di Jawa Timur masih signifikan.
Hal tersebut ditengarai akibat tingkat pelaksanaan protokol kesehatan yang masih minim oleh masyarakat.
Koordinator PSBB di Jatim Heru Tjahjono mengatakan bahwa penggunaan masker menjadi catatan evaluasi utama selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya, yang meliputi Kota Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.
"Masker ini masih sering diabaikan dan tidak digunakan masyarakat. Ada juga yang menggunakan, tapi tidak sesuai," ujarnya, Senin (8/6/2020).
Walhasil, untuk mempercepat penanganan Covid-19, kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan menjadi faktor penting, selain tracing yang agresif dan pemeriksaan yang masif oleh pemerintah.