Bisnis.com, SURABAYA - Tradisi perantau pulang ke kampung salah satunya pada momen Idulfitri penuh nilai tambah. Ada perputaran sumber daya ekonomi dari aktivitas tahunan ini.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bagi Indonesia tradisi mudik lebaran memberi nilai tambah. Ada teori push and pull, ada yang kembali bangun rumah, beli sawah, beli ternak lantas merantau lagi.
"Lebaran tahun ini harus sabar dan menahan diri untuk tidak ke kampung dulu, tidak mudik dulu," harapnya melalui video yang dirilis BNPB, Sabtu (23/5/2020).
Khofifah menjelaskan pemudik dari daerah episentrum, daerah yang Covid-19 masih menyebar, maka menyandang status orang dengan risiko (ODR). Bila ODR pulang ke kampung maka potensial menularkan siapa saja yang akan ditemui kalau semisal yang bersangkutan orang tanpa gejala. Proporsi OTG di Jatim semula 21 persen kini bertambah 34,2 persen.
"Orang tidak ada gejala flu, demam, ternyata carrier [Covid-19]. Kita harus jaga diri, keluarga, kerabat," harapnya.
Sebanyak 460.000 orang telah mudik ke Jawa Timur pada periode 16 Maret - 22 Mei. Khofifah berharap mereka yang masih diperantauan tidak usah mudik namun tetap silaturahmi melalui media daring/online.
Baca Juga
Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur mencatat tambahan pasien positif di wilayah setempat hingga 22 Mei 2020, pukul 17.00 WIB, sebanyak 153 orang.
"Yang paling banyak tetap dari Kota Surabaya sebanyak 51 orang, kemudian Gresik 28 orang dan Sidoarjo 27 orang," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat malam.
Secara total, data yang masuk ke Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan mencapai 3.095 orang.
Sementara itu, rincian tambahan 153 orang di Jatim, yakni 51 orang dari Surabaya, 28 orang dari Gresik, 27 orang dari Sidoarjo dan 18 Kabupaten Kediri, empat orang dari Pacitan, dan masing-masing tiga orang dari Kabupaten Madiun dan Nganjuk.
Kemudian, masing-masing dua orang dari Kabupaten Mojokerto, Tulungagung, Kabupaten Malang dan Kota Malang, lalu masing-masing satu orang dari Jombang, Kota Kediri, Kota Batu, Kota Mojokerto, Bangkalan serta dua orang tambahan dari anak buah kapal (ABK).
Terkait dengan pasien sembuh dari infeksi virus corona di Jatim saat ini mencapai 426 orang (13,76 persen) atau bertambah 13 orang, yakni masing-masing tiga orang asal Kabupaten Madiun dan Nganjuk dan dua orang asal Kabupaten Malang.
Berikutnya, masing-masing satu orang asal Lumajang, Sidoarjo, Tuban, Kabupaten Blitar dan Kota Surabaya.
Untuk kasus meninggal dunia karena COVID-19 di Jatim hingga saat ini tercatat 273 orang (8,82 persen) atau bertambah 15 orang, yakni sembilan orang asal Surabaya, empat orang asal Sidoarjo dan masing-masing satu orang asal Tulungagung serta Kota Malang.
Warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim 5.499 orang atau meningkat dari data sehari sebelumnya 5.267 orang, sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 23.423 orang atau meningkat dari sehari sebelumnya 23.271 orang.