Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penambahan Ruang Covid-19 di Surabaya Terkendala Tenaga Kesehatan

Risma: RS Husada Utama dulu dengan 200 tempat tidur, terus ada sisa 40 yang belum dimanfaatkan. Kita juga dibantu RS Siloam Hospitals 40 tempat tidur.
Ilustrasi./Antara-Muhammad Iqbal
Ilustrasi./Antara-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, SURABAYA - Dua rumah sakit swasta di Kota Surabaya, Jawa Timur, yakni RS Husada Utama dan RS Siloam Hospitals menyiapkan tambahan ruang isolasi untuk penanganan pasien yang terpapar virus jenis baru atau Covid-19.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Kamis (14/5/2020), mengatakan Pemkot Surabaya terus bekerja keras dalam upaya memutus mata rantai persebaran Covid-19, salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan dua rumah sakit rujukan untuk tambahan ruang isolasi dan Asrama Haji Sukolilo untuk kamar observasi.

"Ruang pertemuan di rumah sakit itu dirombak menjadi tempat perawatan pasien," katanya.

Selain itu, RS Husada Utama dan RS Siloam Hospitals sudah menyiapkan tambahan untuk kapasitas tempat tidur di ruang isolasi perawatan pasien Covid-19.

"Kita maksimalkan RS Husada Utama dulu dengan 200 tempat tidur, terus ada sisa 40 yang belum dimanfaatkan. Kita juga dibantu RS Siloam Hospitals 40 tempat tidur. Kemudian kalau itu tidak bisa nampung, baru Asrama Haji," katanya.

Menurut dia, pihaknya memaksimalkan rumah sakit dahulu sebelum menggunakan Asrama Haji karena berkaitan dengan kebutuhan tenaga medis. Sebab, bagaimanapun di Asrama Haji pihaknya butuh tenaga medis, bukan hanya perawat tapi juga dokter yang terus berada di sana.

"Sementara di RSUD Soewandhie dan Husada Utama (tenaga medis) kewalahan. Memang ada dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) yang siap membantu untuk itu," katanya.

Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita sebelumnya mengatakan Asrama Haji menjadi salah satu asrama observasi yang digunakan sebagai gedung perawatan alternatif.

Nantinya Asrama Haji itu bakal ditempati oleh orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). "Totalnya berjumlah 198 orang. Yang menempati nanti ODP. Jadi aman digunakan untuk asrama observasi," katanya.

Sedangkan untuk petugas yang disiapkan di asrama observasi itu, Febria memastikan bahwa pemkot telah menyiapkan petugas khusus untuk merawat dan menjaga warga yang tinggal sementara di sana. Petugas itu terdiri dari anggota Linmas, Satpol PP, perawat hingga dokter.

"Selama observasi nanti mereka diawasi oleh tim dokter. Ada penjagaan khusus," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper