Bisnis.com, SURABAYA - Kalangan pengusaha bidang teknologi informasi (TI) di Jawa Timur menyebut selama pandemi usaha sektor TI mengalami kekurangan tenaga kerja mengingat tren penggunaan teknologi internet semakin meningkat.
Wakil Ketua Komite Tetap Usaha Telekomunikasi dan Data Kamar Dagang dan Indonesia (Kadin) Jatim, Achmad Fauzi mengatakan kondisi pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk bekerja dari rumah akhirnya memaksa mereka untuk menggunakan TI sebagai solusi media penghubung sosial.
"Kondisi ternyata menjadi peluang bagi industri informasi dan telekomunikasi untuk berkembang lebih pesat, meskipun memang sektor usaha lainnya sedang mengalami kontraksi," katanya, Selasa (12/5/2020).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, pertumbuhan lapangan usaha informasi dan komunikasi pada kuartal I/2020 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 9,77 persen, meningkat dibanding kuartal I/2019 yang sebesar 6,40 persen.
Sementara PDRB Jatim untuk sektor IT atas harga berlaku di kuartal I/2020 mencapai Rp28,204 triliun, naik dibanding tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp25,155 triliun.
"Kondisi ini didorong oleh meningkatnya trafik data sejak pemberlakuan Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH)," katanya.
Baca Juga
Hanya saja, kata Fauzi, peningkatan kinerja industri TI ini tidak diimbangi dengan tenaga kerja yang mengerjakan pemerintaan pasar untuk pemasangan fiber optik.
"Kami cukup kelabakan mencari tenaga kerja, untuk melayani satu klien saja, kami kemarin sempat kekurangan 100 tenaga kerja pemasangan fiber optik. WFH dan SFH ini membuat masyarakat akhirnya berbondong-bondong memasang Indihome," ujar Fauzi yang juga merupakan General Manager Javadwipa Group itu.
Fauzi menambahkan, Kadin Jatim merekomendasikan kepada seluruh pebisnis sektor IT untuk membuat perencanaan kerja jangka pendek dan jangka panjang di saat pandemi ini agar sektor IT bisa tetap berjuang melayani konsumen bahkan sampai pandemi Covid-19 berakhir.