Bisnis.com, SURABAYA - Broker properti Propnex Indonesia menargetkan omset penjualan properti tahun ini bisa tembus Rp1,8 triliun atau naik 20 persen dibandingkan capaian tahun lalu yang hanya Rp1,48 triliun.
CEO Propnex Indonesia, Luckyanto mengatakan target penjualan properti tahun ini lebih konservatif 20 persen, sebab pada tahun lalu pihaknya menargetkan pertumbuhan 30% ternyata realisasinya hanya mampu tumbuh 10 persen.
“Namun yang menjadi penilaian kami adalah di saat sektor properti sedang drop, tetapi omzet kami masih bisa tumbuh meski di bawah target 30 persen,” katanya, Senin (2/3/2020).
Bahkan, lanjutnya, dari penjualan properti tahun lalu sebesar Rp1,2 triliun merupakan properti secondary, sedangkan sekitar Rp248 miliar merupakan proyek properti primary.
“Sekitar 2 tahun lalu kami banyak menyetok proyek primary, lalu 2019 proyek properti baru ini drop, tetapi kami gencarkan pada penjualan di segmen rumah-rumah bekas,” katanya.
Lucky menambahkan, segmen dari target tahun ini pun Porpnex ingin merealisasikan 50 persen penjualan rumah baru atau primary, dan 50 persen untuk secondary market.
Baca Juga
Dia meyakini tahun ini bisa mencapai target, karena produk properti yang ditawarkan bukan hanya proyek di Indonesia tetapi jual proyek asing.
“Properti asing ini cukup banyak peminatnya, bahkan dari kegiatan pameran properti asing waktu lalu, sebanyak 80 persen dari omzet kita itu properti asing karena ternyata orang Indonesia sangat minat beli rumah/apartemen di luar negeri,” katanya.
Menurutnya, membeli properti luar negeri selama ini bukan hanya untuk investasi tetapi juga untuk kebutuhan hunian anaknya sedang pendidikan di luar negeri. Sejumlah negara yang paling banyak diminati oleh orang Indonesia adalah Perth Australia, Singapura, Jepang, dan Dubai.
“Di sana properti dengan harga Rp2,3 miliar sudah bagus dan keren. Itu yang membuat orang kita sangat minat beli di sana,” katanya.
Dia berharap, Indonesia segera menerapkan regulasi untuk orang asing yang membeli properti di Indonesia agar sektor properti semakin terpacu. Apalagi banyak proyek pemerintah yang menarik investor asing seperti pengembangan destinasi wisata baru salah satunya di Labuan Bajo.
“Labuan Bajo diincar investor-investor dari Surabaya, Jakarta dan juga asing. Ini merupakan peluang buat kami,” imbuhnya.