Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akses Impor Produk Perikanan di Tanjung Perak Diperketat

Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) Kelas II Tanjung Perak Surabaya memperketat pengawasan dan monitoring kedatangan produk ikan dan olahan ikan.
Aktivitas bongkar muat kontainer./Antara-Didik Suhartono
Aktivitas bongkar muat kontainer./Antara-Didik Suhartono

Bisnis.com, SURABAYA - Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) Kelas II Tanjung Perak Surabaya memperketat pengawasan dan monitoring kedatangan produk ikan dan olahan ikan yang datang dari berbagai negara menyusul adanya isu penyebaran virus corona.

Kepala BKIPM Kelas II Surabaya, Hasim menjelaskan pengetatan pengawasan tersebut dilakukan dengan melakukan penguatan koordinasi dan peningkatan Bio-security di pintu-pintu pemasukan produk perikanan dan memonitoring perkembangan informasi terkait wabah Novel Coronavirus (2019-nCoV).

"Kami juga akan melakukan pengambilan dan pengujian n-CoV pada sampel produk China dan mengirimkan ke Balai Uji Standar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BUSKIPM) dan Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB," katanya kepada Bisnis, Kamis (6/2/2020).

Selain itu, kata Hasim, BKIPM Surabaya II juga telah menambah petugas di pelabuhan khususnya area pemasukan dan telah melengkapi petugas dengan sarana prasarana dalam rangka pencegahan deteksi virus corona.

"Sarana dan prasarana yang kami siagakan antara lain masker, kacamata, sarung tangan, cairan desinfektan, dan jas lab," imbuhnya.

Menurutnya pengetatan dan monitoring produk perikanan impor tidak hanya dilakukan untuk mencegah virus corona masuk tetapi juga berbagai penyakit lain yang termasuk kategori penyakit eksotik atau belum ada di Indonesia seperti penyakit EMS (Early Mortality Syndrome) pada udang.

Untuk produk perikanan dari China yang terpapar virus, lanjut Hasim, maka BKIPM Surabaya II akan memusnahkan barang-barang tersebut melalui koordinasi rencana aksi pemusnahan.

Berdasarkan data BKIPM II Surabaya, rata-rata impor produk hasil perikanan melalui Pelabuhan Tanjung Perak mencapai 9.000 ton/bulan.

Impor hasil perikanan itu berasal dari sejumlah negara yakni Vietnam, Korea Selatan, Pakistan, Kanada, Amerika Latin, Rusia, dan China yang kontribusinya mencapai 19,82%.

Produk yang dominan diimpor dari China selama ini adalah pakan udang atau shrimp feed dan ikan mackerel beku.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper