Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konstruksi Residensial & Industri Masih Menjanjikan

Kalangan pengusaha konstruksi menilai potensi proyek di sektor industri dan residensial tahun ini masih cukup bagus sejalan dengan tingkat kebutuhan hunian baru terutama bagi kaum milenial.
Ilustrasi/JIBI-Felix Jody Kinarwan
Ilustrasi/JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, SURABAYA - Kalangan pengusaha konstruksi menilai potensi proyek di sektor industri dan residensial tahun ini masih cukup bagus sejalan dengan tingkat kebutuhan hunian baru terutama bagi kaum milenial.

Ketua Asosiasi Proyek Konstruksi Indonesia (Aprok), Aslakhul Umam menjelaskan sejumlah sektor yang termasuk dalam bisnis building construction yakni residential, ritel, office, health, industrial, hotel, dan education. 

Tahun ini pun, bisnis di sektor building construction atau konstruksi bangunan diproyeksi meningkat 13,82% dibandingkan 2019, atau dengan perkiraan nilai proyek mencapai Rp168 triliun.

"Dari potensi nilai proyeksi itu, penopang utamanya ada di sektor residensial dengan perkiraan menyumbang Rp56 triliun dan kawasan industri manufaktur Rp50 triliun, Jumat (3/1/2020).

Dia menjelaskan sektor residensial menjadi pasar yang paling besar lantaran kebutuhan hunian ke depan itu sejalan dengan pertumbuhan populasi anak muda yang mulai melek investasi.

Ditambah lagi, gencarnya perbankan untuk memberikan tawaran atau promo kredit pemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) dengan mudah dan bunga rendah guna menggaet minat membeli rumah/apartemen.

"Nah kondisi ini yang mendorong milenial untuk memiliki hunian sendiri, sekedar investasi ataupun untuk ditempati sehingga developer juga membaca peluang pasar apartemen maupun landed house," imbuhnya.

Umam menambahkan, bangunan berbasis Transit Oriented Development (TOD) atau kawasan terintegrasi dengan sistem transportasi massal juga menjadi potensi baru bagi kalangan pengusaha konstruksi ke depan.

"Seperti yang sudah berjalan adalah proyek MRT, LRT, busway di Jakarta. Ke depan proyek seperti ini juga bisa terjadi di daerah lain," katanya.

Sementara konstruksi di sektor industri/manufaktur juga cukup potensi, misalnya di Jawa Timur yang tengah mengembangkan poros kawasan industri baru di luar ring 1 seperti Jombang, Madiun, Nganjuk dan Ngawi.

Pengembangan kawasan industri baru di wilayah tersebut juga berseiringan dengan adanya kenaikan upah minimum kota/kabupaten setiap tahun sehingga berpotensi terjadi relokasi industri ke luar ring 1.

Di sektor lain, lanjut Umam, tahun ini diperkirakan ada penurunan seperti konstruksi bangunan ritel atau mal dan supermarket serta perkantoran masing-masing turun 2,25% dan 4,1% untuk office.

"Bisa jadi karena mulai banyak co-working space dan juga akibat digitalisasi sehingga belum perlu gedung perkantoran," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper