Bisnis.com, SURABAYA - PT Siantar Top Tbk tahun depan akan menggenjot penjualan di pasar internasional sekitar 15% - 20% sejalan dengan rencana perluasan pasar ekspor di Afrika dan Australia.
Direktur Siantar Top, Suwanto mengatakan selama ini fokus pasar ekspor ada di Asia dan Timur Tengah, tetapi saat ini sudah mulai fokus ke Afrika, Australia, bahkan sudah masuk ke pasar di Korea Selatan, Taiwan, China, dan Vietnam terutama untuk produk snack noodles.
"Kami sudah masuk ke negara-negara tersebut tapi yang perlu dilakukan untuk pasar internasional adalah membawa produk kita ke masing-masing negara di Afrika, dan juga meningkatkan kapasitas penjualannya di sana, ini sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi 20% tahun depan," katanya saat paparan publik, Jumat (20/12/2019).
Dia mengatakan melihat kondisi perekonomian domestik maupun internasional yang masih memanas yang salah satunya karena perang dagang China - AS, maka diperkirakan pasar pun masih wait and see. Untuk itu, perseroan tidak menargetkan pertumbuhan yang besar atau hanya konservatif 15% - 20% baik domestik maupun ekspor.
"Tapi harapan kami tahun depan penjualan kami bisa tumbuh lebih dari yang ditargetkan," imbuhnya.
Direktur Utama Siantar Top, Agus Suhartanto menambahkan hingga September tahun ini perseroan mampu mencatatkan penjualan bersih mencapai Rp2,5 triliun atau meningkat 26,7% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp2 triliun.
"Sampai Desember ini harapannya penjualan kami bisa tembus Rp3,5 triliun, dan kami optimistis akhir tahun biasanya permintaan meningkat dengan adanya momen Natal dan Tahun Baru," ujarnya.
Adapun dari total penjualan hingga kuartal III/2019 ini, produk yang berkontribusi adalah produk snack noodles sebanyak 27%, biskuit dan wafer 25%, crackers atau kerupuk 12%, non produk sebanyak 12%.
"Sedangkan kontribusi pasar ekspor kita tahun ini mencapai 10% dari total penjualan, dan 90% adalag pasar domestik," imbuhnya.
Direktur Siantar Top, Armin menambahkan khusus untuk pasar domestik saat ini perseroan sudah memiliki 180 titik mitra distribusi. Menurutnya, perseroan perlu memperkuat jalinan kerja sama dengan mitra distributor lantaran mereka adalah penguasa di pasar lokal.
"Kami akan terus menjalin kerja sama dengan distributor lokal karena mereka adalah raja untuk daerah masing-masing, mereka yang tau seluk beluk pasar di wilayahnya," imbuhnya.