Bisnis.com, MALANG — Bentoel Group mengejar ekspor tembakau yang diproses dengan teknologi Dry Ice Expanded Tobacco (DIE) sebesar 3.500 ton sampai akhir 2019.
Presiden Komisaris Independen Bentoel Group, Hendro Martowardojo, mengatakan sampai Oktober realisasi ekspor tembakau tersebut seudah mencapai 2.800 ton dengan tujuan a.l Korea, Singapura, Vietnam, Pakistan, dan Sri Lanka.
“Pencapaian ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung program ekspor pemerintah dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya dalam keterangan resminya, Kamis (24/10/2019).
Pabrik DIET Bentoel Group yang berlokasi di Desa Randuagung, Kec. Singosari Kabupaten Malang dan mulai dioperasikan pada tahun 2018 dengan total nilai investasi sebesar Rp293 miliar dan memiliki kapasitas produksi hingga 5.000 ton/tahun.
"Pabrik DIET menggunakan teknologi unik yang dapat mengembangkan tembakau hingga 110% dari kondisi semula," kata Hendro Martowardojo dalam pidato sambutan di pabrik DIET, Randuagung, Kec. Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (22/10/2019).
Pabrik DIET di Malang ini merupakan salah satu dari empat pabrik DIET milik British American Tobacco (BAT) di dunia, selain di Jerman, Inggris, dan Meksiko.
“Sampai akhir tahun ini, pengiriman produk DIET Bentoel Group diperkirakan akan mencapai 3.500 ton,” ujarnya.
Tahun ini, secara keseluruhan Bentoel Group telah memperluas ekspor produknya, baik secara langsung maupun tidak langsung, hingga ke 19 negara, termasuk ke negara Jepang dan Korea yang menerapkan standar yang sangat tinggi dan regulasi yang ketat terkait dengan produk tembakau.
Negara-negara tujuan ekspor Perusahaan di antaranya adalah Malaysia, Taiwan, Singapura, Hong Kong, dan Kamboja.
Legal and External Affairs Director Bentoel Group, Mercy Francisca Hutahaean menegaskan, perusahaan akan terus melanjutkan program-program untuk mendukung peningkatan ekspor, yang pada akhirnya akan membantu Pemerintah dalam mencapai target ekspor dan meningkatkan pendapatan negara.
“Bentoel Group memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan pemerintah dan berharap agar kebijakan-kebijakan yang terkait industri tembakau, termasuk kebijakan mengenai cukai dan ekspor, yang akan diterbitkan tahun ini dan tahun-tahun mendatang, dapat lebih mendukung pertumbuhan dan persaingan usaha yang sehat di kalangan pelaku usaha, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ucapnya. (K24)