Bisnis.com, GRESIK – PT Parna Maspion Sejahtera (PMS), perusahaan patungan antara PT Parna Raya, PT Ammonia Jatim Energi (Maspion Group), PT Rodamas dan PT Bara Perkasa Investama tengah membangun fasilitas terminal storage ammonia yang bakal menyuplai kebutuhan industri di Jawa mencapai 300.000 MT/tahun.
Komisaris Utama PMS Alim Markus mengatakan fasilitas storage ini diyakini akan memberikan jaminan pasokan yang lebih baik untuk kebutuhan industri di sekitar seperti industri pupuk urea dan NPK, soda ash atau natrium karbonat untuk industri otomotif, kaca dan deterjen hingga untuk bahan baku MSG.
“Dengan fasilitas tanki amonia ini juga diharapkan dapat menumbuhkan industri-industri turunan lainnya di Jawa Timur,” katanya saat melakukan Ground Breaking Gresik Ammonia Receiving atau Storage Terminal, Rabu (25/9/2019).
Direktur Utama PMS Nahot Parsadaan Napitupulu menjelaskan pembangunan fasilitas storage ini membutuhkan waktu 18 bulan dan siap beroperasi pada semester I/2021. Pada tahap pertama, perseroan menargetkan bisa menjual ammonia dalam bentuk hot ammonia dan aquos ammonia sebanyak 75.000 ton/tahun.
“Diharapkan nanti penjualan ammonia kami bisa meningkat terus dari tahun ke tahun seiring dengan kebutuhan pasar yang cukup tinggi saat ini. Salah satunya yang siap untuk menyerap seperti Rodamas, Miwon, Ajinomoto, Sasa untuk industry MSG,” jelasnya.
Adapun fasilitas storage terminal ammonia ini dibangun di dalam Kawasan Industri Maspion – Manyar Gresik di atas lahan seluas 11.000 m2 dengan investasi sebesar US$17 juta atau setara Rp250 miliar. Tanki untuk menampung ammonia yang dibangun tersebut memiliki kapasitas 6.000 MT yang mampu menyuplai kebutuhan ammonia di Jawa.
Nahot mengakui selama ini produksi ammonia nasional mengalami surplus yakni produksinya mencapai 4 juta ton/tahun. Namun 90% dari produksi tersebut kebanyakan diekspor ke sejumlah Negara di Asia Tenggara seperti India, China, Thailand, dan Vietnam.
“Melihat potensi diversifikasi produk turunan dari ammonia di Indonesia ini, maka kami memutuskan untuk mengembangkan pasar domestik. Kalau saat ini hanya memenuhi kebutuhan domestik 20 persen, ke depan pasar dalam negeri diharapkan meningkat menjadi di atas 50% persen” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan kehadiran fasilitas storage ammonia di Gresik ini diyakini akan menguatkan rencana pengembangan industri hulu – hilir yang terintegrasi di Jatim.
“Sebetulnya mimpi Indonesia adalah bisa menguatkan industri substitusi impor. Ini (ammonia) adalah hulu dari banyak hilir, downstreamnya sangat banyak misalnya untuk pupuk, kosmetik, dan bahan baku otomotif, ” katanya.
Menurutnya, dengan kawasan industri yang terintegrasi antara produksi dan sumber bahan baku akan memudahkan dan menekan biaya produksi. Pemerintah Jatim sendiri berkomitmen untuk membangun konektivitas antar kawasan industri dalam 5 tahun ke depan. Diharapkan keberadaan storage ini bisa memacu investasi di Jatim dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi termasuk mampu menyerap tenaga kerja setidaknya 150 – 200 orang per pabrik.