Bisnis.com, MALANG — Kementan mengejar target swasembada bawang putih pada 2021 a.l lewat pengembangan benih unggul komoditas tersebut.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian Kementan Prof Dedi Nursyamsi mengatakan untuk menghindari ketergantungan pada benih dari luar negeri maka perlu dikembangkan benih dari dalam negeri.
“Ini tengah dikembangkan. Ada bibit lokal benih bawang putih dari Batu, Jatim, dan sudah teruji baik ditanam di dataran tinggi di atas 1.000 dpl,” katanya di sela-sela Focus Group Discussion Penyuluh Pertanian di Unit Balai Penyuluhan Pertanian, Lawang, Malang, Rabu (18/9/2019).
Namun, lanjut dia, benih tersebut belum tentu cocok ditanam di dataran rendah. Padahal lahan yang tersedia banyak justru berada di dataran rendah. Kalau bawang putih hanya bisa ditanam di dataran tinggi, maka problem lainnya akan berebut dengan komoditas holtikultura lainnya yang nilai ekonomisnya lebih tinggi.
Kebutuhan lahan untuk tanaman bawang putih, kata dia, membutuhkan seluas 65.000-70.000 hektare. Lahan tersebut sebenarnya sudah siap jika benihnya sudah siap, yakni benih lokal yang unggul.
Meski begitu, dia optimistis, target swasembada bawang putih pada 2021 akan tercapai. Komoditas dapat terpenuhi yang ditanam di dalam negeri.
Kepala Grup Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan, dan Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Amanlison Sembiring dalam suatu kesempatan mengatakan BI turut mencoba mendorong pengembangan komoditas bawang putih sebagai salah satu komoditas volate yang cukup berperan mendorong inflasi di Jawa Timur.
Selain itu, bawang putih juga merupakan komoditas impor yang berperan bagi defisit neraca berjalan yang saat ini sedang dialami Indonesia.
Berdasarkan data dari BPS, diketahui bahwa impor bawang putih dan olahannya ke Jawa Timur pada tahun 2018 mencapai US$ 259,4 juta. Angka tersebut jauh lebih besar dan pada impor bawang merah dan olahannya yang hanya sebesar US$ 22 juta di tahun yang sama.
Tingginya impor tersebut mengindikasikan masih tingginya ketergantungan Jawa Timur pada produksi bawang putih dari luar negeri.
Pengembangan yang dilakukan melalui program klaster, menurut dia, diharapkan dapat mendorong upaya peningkatan produksi bawang putih di masa datang, sehingga mengurangi tekanan inflasi dan ketergantungan terhadap bawang putih impor. (K24)