Bisnis.com, SIDOARJO – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjamin jika dampak kekeringan yang terjadi sekarang tidak akan mempengaruhi produksi padi di provinsi setempat menyusul masih banyaknya pasokan padi hingga akhir Desember 2019.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Hadi S saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Selasa (16/7/2019) mengatakan untuk dampak kekeringan ini diharapkan agar masyarakat tidak perlu khawatir karena produksi padi di Jatim sampai akhir tahun masih surplus sampai 3,2 juta ton.
"Itu bukan untuk konsumsi kita sendiri, masih bisa untuk 15 provinsi di luar Jatim," katanya saat ditemui di kantor Karantina Pertanian Surabaya, Jalan Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia mengemukakan, saat ini luas areal pertanian yakni padi di Jawa Timur seluas 1,8 juta hektare dan dari jumlah tersebut, lahan yang kekeringan mencapai 1,35 persen serta lahan yang puso atau gagal panen mencapai 0,05 persen.
Disinggung upaya penangan kekeringan itu, dirinya mengatakan jika sampai dengan saat ini masih belum ada keluhan dari daerah setempat yang mengalami kekeringan.
"Kalau ada keluhan, kami tindaklanjuti dengan bantuan untuk benih dan beras kepada petani. Kalau petani ikut asuransi diganti oleh asuransi," katanya.
Sedangkan untuk bantuan pertanian seperti pompa air, dirinya mengatakan kalau sudah disiagakan brigade pertanian yang ada di masing-masing kabupaten kota di Jawa Timur.
"Jadi kalau ada yang membutuhkan, langsung menghubungi brigade tersebut untuk membantu tindakan di lapangan," katanya.
Namun demikian, dirinya tetap memberikan atensi terhadap tiga kabupaten di Jatim yang rawan terhadap kekeringan, masing-masing Bojonegoro, Lamongan dan juga Pacitan.
"Semuanya kami data, sepanjang kabupaten tidak minta bantuan pertanian, berarti sudah ditangani tingkat kabupaten," katanya.