Bisnis.com, SURABAYA - Produsen flexible packaging PT Trias Sentosa Tbk akan fokus meningkatkan pasar ekspor terutama ke Jepang melalui pengembangan produk diversifikasi hasil joint venture dengan Toyobo Jepang.
Presiden Direktur PT Trias Sentosa Tbk, Sugeng Kurniawan mengatakan saat ini pembangunan pabrik dari joint venture dengan Toyobo yakni PT Trias Toyobo Astria (TTA) dan Toyobo Trias Ecosyar (TTE) sedang berlangsung dan diproyeksikan beroperasi akhir tahun ini.
"Sebanyak 100% produksi TTE nanti akan diekspor, sedangkan produksi dari TTA hanya 57% yang diekspor, dengan negara tujuan utama Jepang karena di sana pasarnya sudah siap," katanya saat paparan publik, Jumat (21/6/2019).
Sugeng mengatakan, khusus Trias Sentosa sendiri hingga kini produk yang telah diekspor adalah 46% dan pasar domestik menyerap 54%.
Adapun pabrik TTA sendiri membutuhkan investasi sebesar US$45 juta, yang akan memproduksi PET film making dengan kapasitas produksi 22.000 ton/tahun.
Sedangkan pabrik TTE dengan nilai US$38 juta bakal memproduksi ceramic coating dengan kapasitas 3.000 ton/tahun. Khusus Trias hingga kini produksinya mencapai 70.000 ton/tahun.
Baca Juga
"Investasi untuk dua pabrik joint venture ini dilakukan secara multiyears sejak 2018, dan sudah menyerap 35% dari nilai investasi. Jadi untuk tahun ini investasinya akan dilanjutkan sebesar 65% dari masing-masing nilai investasi pabrik," jelasnya.
Selain dengan TTE dan TTA, lanjut Sugeng, perseroan pada tahun lalu juga bekerja sama dengan PT Multi Spunindo Jaya membentuk usaha patungan yakni PT Trias Spunindo Industri (TSI) untuk membuat produk diversifikasi seperti plastik geotextile dengan investasi sebesar US$8 juta.
"Produk plastik geotextile ini kami produksi karena melihat peluang pasar yang ada misalnya kebutuhan plastik geotextile untuk usaha konstruksi maupun pertanian," imbuh Sugeng.
Dia berharap dengan upaya diversifikasi produk ini akan meningkatkan kinerja perusahaan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Setidaknya tahun ini pendapatan perusahaan bisa tumbuh satu digit.
"Kinerja kuartal I memang terkoreksi karena faktor pertumbuhan ekonomi global 2,6% lebih rendah dari tahun lalu, kemudian ada fluktuasi nilai tukar dolar, dan harga bahan baku serta crude oil. Namun kami berharap koreksi hanya sampai di situ, dan hingga akhir tahun ekspektasi kita tumbuh satu digit," jelasnya.
Adapun pada 2018, Trias mencatatkan kinerja penjualan neto mencapai Rp2,63 triliun atau tumbuh 11,7% akibat peningkatan volume penjualan dari produk bernilai tambah.
Sementara pada kuartal I/2019 mencatatkan penjualan Rp647 miliar atau turun 4,1% dibandingkan kuartal I/2018 yang mencapai Rp670 miliar. Sedangkan kinerja gross Profit turun 15%, dari Rp60 miliar menjadi Rp51 miliar.
"Sedangkan aset kami justru naik 18% ini karena progres investasi yang terus dilakukan perusahaan dan anak usaha," imbuh Sugeng.