Bisnis.com, MALANG—PDAM Kota Malang membangun beberapa titik sumur bor Berkapasitas total debit 450 liter/detik dengan investasi senilai Rp43 miliar tahun ini.
Direktur Utama PDAM Kota Malang M. Nor. Muhlas mengatakan pembangunan sumur bor dengan debit air sebanyak untuk menjaga kemandirian perusahaan daerah tersebut dari ketergantungan mendapatkan air baku dari daerah tetangga, yakni Pemkab. Malang dan Pemkot Batu.
“Pembangunan sumur bor juga untuk mengantisipasi pertambahan jumlah pelanggan pada lima tahun ke depan,” katanya di Malang, Senin (20/5/2019).
Setiap tahun, dia tegaskan, pertambahan pelanggan PDAM Kota Malang rerata mencapai 10.000 satuan sambungan rumah (SR) sehingga dalam lima tahun ke depan, ada tambahan jumlah pelanggan sebanyak 50.000 SR.
Pertambahan jumlah pelanggan sebanyak itu membutuhkan pula tambahan pasokan air baku. Jumlah pelanggan PDAM Kota Malang saat ini mencapai sekitar 150.000 SR.
Direktur Teknik PDAM Kota Malang Ari Mukti mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air baku sebanyak 450 liter/detik itu maka ada beberapa titik lokasi yang dapat dibor, yakni di Merjosari 150 liter/detik, Tlogomas 20-40 liter/detik, Betek 20-40 liter/detik, Jl Bulurtangkis 20-40 liter/detik, dan Tidar 20-40 liter/detik.
Untuk membangun sumur bor tersebut, maka perlu disusun detailed engineered design (DED)-nya. Menurut dia, jika DED proyek-proyek tersebut sudah rampung, maka bisa langsung dikerjakan kontruksinya.
Dari sisi pembiayaan, dia menegaskan, tidak ada masalah. Pengerjaan proyek air bersih berupa sumur bor itu didanai dari penyertaan modal Pemkot Malang sebesar Rp43 miliar.
Dana sebesar tersebut khusus untuk proyek pengeboran sumur dengan kapasitas 450 liter/detik. Jika lokasi yang sudah diincar masih belum memenuhi, maka akan dicari di tempat yang lain.
Menurut dia, selain mengebor sumur untuk mendapatkan air baku, yang tidak kalah pentingnya juga membangun tandon air baru. Jumlah dan lokasi tandon yang akan dibangun saat ini tengah dikaji.
Yang jelas, lokasi tandon harus strategis, terutama aspek ketinggiannya. Dengan begitu, maka yang dialirkan ke tandon dapat dialirkan ke pelanggan dengan sistem gravitasi sehingga dapat menghemat biaya operasional.
Adanya tandon juga penting untuk efisiensi penggunaan air. Intinya, jika air tidak dikonsumsi masyarakat maka akan kembali dan disimpan di tandon sehingga tidak terbuang.
Yang juga diincar, kata Ari, pemanfaatan air permukaan di Rolak Kedungkandang dan pertemuan sungai Wendit-Kalisari. Dua lokasi air permukaan tengah dilakukan pra-feasibility study.
Air baku dari sumur bor yang telah dikuasai dan beroperasi di PDAM Kota Malang, ada 9 titik, yakni di Tidar (2 titik), Tlogomas (2 titik), Dieng (2 titik), Supit Urang (2 titik), dan Mulyorejo (1 titik).
Secara umum, dia menegaskan, PDAM Kota Malang juga tengah melakukan studi kelayakan menuju PDAM mandiri yang air bakunya tidak bergantung pada Kab. Malang dan Kota Batu.
Salah satu realisasinya, dengan memanfaatkan air dari sumur bor dan air permukaan dari sungai yang melintas di Kota Malang.