Bisnis.com, SURABAYA -- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur meminta agar kabupaten yang memiliki potensi tambang bisa memberikan penjelasan dan pengetahuan kepada masyarakatnya menyusul adanya penolakan warga atas tambang emas di Silo, Jember.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur (Jatim) Setiajit mengatakan pemerintah daerah dan pusat sedang berkoordinasi dengan Bupati Jember dan meminta bantuan untuk menjelaskan tentang pengelolaan tambang di daerahnya.
"Di Banyuwangi pun juga begitu [ ada penolakan], ada masyarakat yang belum mengerti apakah pengelolaan tambang ini open mining dan merusak lingkungan. Saya kira nanti bisa diberikan penjelasan kepada warganya oleh bupati yang punya potensi tambang dan tidak malah ngomporin," tuturnya seusai seminar "Mining Industry" di Surabaya, Kamis (22/11/2018).
Saat ini, Kementerian ESDM dan dinas di provinsi disebut sudah turun dan berbicara dengan masyarakat setempat untuk memberikan penjelasan tentang pengelolaan tambang dan manfaat yang akan diterima warga.
Khusus Jember, potensi kandungan mineralnya mencakup emas, pasir besi, perak, dan tembaga. Namun, potensi yang paling besar adalah emas.
Setiajit menambahkan tambang Tumpang Pitu di Banyuwangi sudah menampakkan hasilnya, meski dulu pernah mendapat penolakan warga. Investasi pertambangan emas di Banyuwangi yang dikelola oleh PT Bumi Suksesindo (BSI) tersebut mencapai Rp3,5 triliun.
"Banyuwangi sudah merasakan hasil tambang dengan nilai saham golden share untuk Pemerintah Kabupaten sudah mencapai kurang lebih Rp700 miliar," ungkapnya.