Bisnis.com, MALANG — Pemkot Malang menyusun peta jalan / roadmap pengembangan ekonomi kreatif (Ekraf) sehingga dapat menjadi panduan yang efektif dan tepat sasaran untuk menguatkan Malang sebagai Kota Kreatif.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan pembuatan roadmap itu melalui Komite Ekonomi Kreatif kota Malang. Tahap pertama dibuat roadmap bagi tiga sub sektor industri kreatif, yakni film animasi dan videografi, kuliner, aplikasi dan gim.
“Selasa (6/11/2018) malam kemarin di rumah dinas, mereka saya ajak ngobrol pendalaman dengan komunitas kreatif kota Malang,” katanya di Malang, Rabu (7/11/2018).
Vicky, salah satu Koordinator Malang Creative Fusion (MCF), mengatakan pada 2017 telah diselesaikan tiga roadmap dan tahun 2018 ditargetkan bisa menyelesaikan enam roadmap. Tiga roadmap sudah dapat dilkasanakan.
Roadmap yang telah dibuat diharapkan bisa menjadi panduan bagi para pelaku industri kreatif di kota Malang untuk bisa menjalankan bisnisnya dengan lebih baik hingga mampu mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Sutiaji mengatakan melalui pemetaan dan penyusunan roadmap Ekraf` maka akan diketahui seperti apa ciri khas Ekraf yang yang sesuai untuk Kota Malang. Termasuk pula terkait permasalahan dan solusinya sehingga benar-benar menjadi panduan yang efektif dan tepat sasaran untuk menguatkan Malang sebagai Kota Kreatif.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Kota Malang yang mencapai 5,6% tidak terlepas dari sumbangsih sektor ekonomi kreatif. "Peran anak muda sangat kuat, dalam membangun ekonomi kreatif," ungkapnya.
Ada 7 (tujuh) bahasan yang dilakukan Wali Kota Malang Sutiaji bersama komunitas MCF dan akademisi, utamanya untuk menopang misi ke dua duet Sutiaji - Edi tentang ekonomi kreatif.
Rincinya, langkah strategis mewujukan ekosistem ekonomi kreatif kota Malang, realisasi Malang Creative Center dan aktivitas pendukung. Ada juga aplikasi digital menjadi lokomotif untuk menggerakkan sektor industri kreatif yang lain, mwujudkan sistem smart city.
Selain itu, aktivasi roadmap Ekraf Kota malang, City Branding Malang Raya, serta Festival Mbois sebagai intelectual property yang harapannya ke depan dapat menarik kunjungan wisatawan.