Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Observasi Benteng Kedung Cowek Gandeng Pemerhati Sejarah

pDinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Kota Surabaya menggandeng komunitas pemerhati sejarah untuk melakukan observasi terhadap nilai-nilai sejarah keberadaan Benteng Kedung Cowek./p
/Istimewa
/Istimewa

Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Kota Surabaya menggandeng komunitas pemerhati sejarah untuk melakukan observasi terhadap nilai-nilai sejarah keberadaan Benteng Kedung Cowek.

Kadispursip Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengatakan observasi tersebut dilakukan guna menggali informasi lebih dalam tentang sejarah Benteng Kedung Cowek sebelum menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata sejarah Kota Surabaya.

"Ke depan, benteng ini bisa menjadi salah satu spot destinasi wisata yang unik," katanya dalam rilis, Rabu (1/8/2018).

Menurutnya, Benteng Kedung Cowek ini bisa menjadi salah satu dari rangkaian wisata pantai timur Surabaya (Pamurbaya), mulai dari wisata Mangrove Gunung Anyar, Mangrove Wonorejo, Pantai Ria Kenjeran, THP Kenjeran, Jembatan Suroboyo, Sentra Ikan Bulak, Cable Card, Lapangan Tembak, Benteng Kedung Cowek dan Jembatan Suramadu.

“Kalau obyek-obyek ini bisa saling diintegrasikan, ini akan menjadi salah satu obyek wisata yang kompleks dan orang yang berkunjung ke Surabaya akan mengalami irama yang berbeda-beda,” katanya.

Salah satu pendiri komunitas pemerhati sejarah, Roode Brug Soerabaia, Ady Setyawan mengungkapkan Benteng Kedung Cowek ini punya peranan penting dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945.

Bukti kedahsyatnya pertempuran Surabaya masih terlihat jelas dari bekas bangunan benteng yang rusak imbas dari tembakan senjata.

Bahkan dari hasil penelusuran di lokasi, ditemukan beberapa peluru yang masih bersarang di tembok benteng.

“Pada perang 10 November, benteng ini digunakan oleh bekas pasukan Heiho bentukan Jepang yang merupakan orang-orang yang berasal dari Sumatera,” jelasnya.

Bekas pasukan Heiho ini, lanjutnya, pernah bertempur di Pulau Morotai dengan kondisi kalah perang.

Ketika pasukan ini sampai di Surabaya, oleh Kolonel Wiliater Hutagalung mereka diminta untuk kembali membantu melawan sekutu.

"Benteng ini menjadi salah satu bukti kuat bahwa pada 1945 terdapat rasa satu nusa, satu bangsa, untuk berjuang bersama mempertahankan Indonesia dari para penjajah sudah kuat," ujarnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper