Bisnis.com, MALANG — Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Malang mendesak Pemkot Malang segera membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan untuk menjaga stabilitas harga komoditas tersebut.
Kepala KPw BI Malang Dudi Herawadi mengatakan dengan adanya BUMD Pangan maka Pemkot bisa melakukan intervensi pasar untuk mencegah kenaikan bahan-bahan komoditas pangan lewat perbaikan distribusi yang baik, jika tidak bisa melakukan subsidi.
“Dari pantauan saat ini, jarak antara harga komoditas di tingkat produksi dan di pasar ternyata sangat lebar sehingga problemnya ada pada distribusi,” jelasnya dihubungi dari Malang, Kamis (26/7/2018).
Seperti harga telur, pada Senin (23/7/2018) ketika harga telur ayam di pasar mencapai Rp23.900/kg, di tingkat peternak di Probolinggo dan Kab. Blitar hanya mencapai Rp20.000/kg.
“Karena itulah, pembentukan BUMD Pangan perlu dikaji oleh Pemkot Malang,” ujarnya.
Plt Wali Kota Malang Sutiaji menegaskan Pemkot Malang memang berancang-ancang untuk membentuk BUMD di bidang perdagangan dan jasa. Dengan adanya badan usaha tersebut maka bisa melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan pemkot untuk stabilisasi pasar.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto tidak bisa menggelar pasar murah karena tidak ada perangkatnya. Selain itu, komoditas tersebut bukan komoditas yang dikelola Bulog sehingga tidak meminta lembaga tersebut untuk terlibat dalam operasi pasar.
Harga komoditas tertentu yang sempat naik tajam, seperti cabai rawit, telur, ayam potong, dan tomat di Kota Malang berangsur turun.
Pada Senin (23/7/2017), harga cabai rawit mencapai Rp52.200/kg, telur Rp23.900/kg, ayam potong Rp38.200/kg, turun berturut-turut menjadi Rp51.200/kg dan Rp22.400/kg, namun untuk ayam broiler justru naik menjadi Rp40.600/kg. Namun bila dibandingkan Rabu (25/7/2018), harga daging ayam broiler mengalami penurunan Rp400/kg.