Bisnis.com, MALANG — Model pengelolaan sampah oleh Bank Sampah Kota Malang (BSM) diharapkan dapat ditiru dan diterapkan di daerah lain karena mampu menciptakan aktivitas bisnis selain mengatasi lingkungan.
Dirjen Pengolahan Sampah , Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK ) Rosa Vivien berharap BSM mampu menjadi salah satu bagian solusi sampah yang dapat diterapkan di daerah daerah lainnya.
"Wajar Kota Malang mendapat penghargaan top inovasi dari Pemerintah karena memang secara faktual benar. Ada tumpukan emas hitam di sampah,” katanya dalam keterangan resminya, Senin (23/7/2018).
Menurut dia, ada tiga hal pokok yang seringkali jadi permasalahan kota, yakni isu kemacetan (transportasi), banjir, dan masalah sampah. Dua daerah yang dianggap berhasil dalam mengelolah sampah, yakni Pemkot Malang dan Pemkot Makassar.
“Dua Kota dipilih karena secara faktual bank sampahnya berkembang dan khususnya di Kota Malang mampu bertransformasi sebagai penopang ekonomi, selain misi lingkungan," ujar Rosa Vivien Ratnawati.
Sekkota Malang Wasto mengatakan ada 659,88 ton per hari timbunan sampah yang ada di Kota Malang dan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya populasi penduduk. Terlebih sebagai kota migran tak kurang 1 juta penduduk tinggal yang menyebabkan kepadatan dan kerapatan hunian akan semakin tinggi.
Berdasarkan jenisnya, terinci 230,96 sampah anorganic (35%) dan 428,92 sampah organik (65%).
"Hingga kini jumlah nasabah BSM mencapai 30.000 orang dengan omzet Rp300 juta/bulan," katanya.
Wasto menambahkan, BSM telah mampu memilah 72 jenis sampah yang bernilai ekonomi dan kapasitas pengolahan 5 ton per hari. Oleh karenanya masih ada 2,1% sampah anorganik yang mampu tereduksi melalui program bank sampah.
“Ini potensi tersendiri karena ada peluang untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah anorganik, dan itu linier dengan strategi pemberdayaan dan peningkatan kualitas ekonomi," tuturnya.
Sejak beroperasi pada 2011, BSM kini juga memberikan layanan nasabah luar kota yakni dari Kabupaten Malang, Kota Batu, dan Kota Blitar. Dengan memperhatikan potensi sampah secara ekonomi, Pemkot Malang telah membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Supit Urang, yang kini di sekitar area TPST akan dibangun gudang dan tempat produksi senilai Rp2 miliar.
BSM telah mampu memunculkan inovasi-inovasi dalam layanannya seperti pinjam uang bayar sampah, bayar listrik dengan sampah, bayar sekolah dengan sampah, termasuk menginspirasi klinik asuransi sampah yang dikembangkan dr. Gamal Albinsaid.